Kota Bima NTB, Beritalima
Ustadz Abdul Latif…ya, nama ini sudah tidak asing lagi ditelinga kita, terutama para Qori/ Qori’ah di Bima. Diusianya yang ke 56 tahun, kemarin senin (1/8/2016) sekitar pukul 03.00 dini hari menghembuskan nafas terakhir di Mataram. Tentu saja kesedihan menyelimuti keluarga Alm. Abdul Latif di Lingkungan Bedi Kelurahan Manggemaci Kecamatan Mpunda Kota Bima. Lebih-lebih semua Qori’ dan Qori’ah dari Kota Bima ikut berduka. Alm. Abdul Latif meninggalkan 1 orang istri Jubaedah dan 3 orang anak, Idham Gazali atau Irfan (32 th), Muh. Rifaid (28 th) dan Ainun Raihani (22 th), serta meninggalkan 3 orang cucu, Muhammad Ramadhan, Dwi Mahardika Putra, dan Muhammad Naufal Afkar. Kehadiran Alm. Abdul Latif di Mataram, dalam rangka mengantarkan para Qori’/ Qori’ah dan penghafal Al Qur’an dari Kota Bima sebagai Kafilah MTQ Nasional ke XXVI di Mataram, tentu saja MTQ Nasional menjadi moment dan saksi sejarah keberangkatan Alm. Abdul Latif menghadap Sang Khalik untuk selama-lamanya.
Sosok Ustadz Abdul Latif kini tiada di alam fana ini, namun senyumannya yang khas seolah masih melekat disetiap insan yang pernah mengenalnya. Kita tentu saja tidak melihat lagi raganya, namun hati dan jiwanya telah beliau wariskan untuk semua orang. Akhlak, kepribadian dan semangatnya selama ini harus menjadi cambuk bagi kita, sebagai cermin untuk dipedomani dan diamalkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Keberadaan Ustadz Abdul Latif ditengah-tengah masyarakat selama ini, memberi manfaat yang besar bagi kemaslahatan ummat. Tidak heran ketika beliau tiada, banyak yang merindukan sosok yang satu ini, semua merasa kehilangan. Sudah banyak Para Qori’/ Qori’ah dan penghafal Al Qur’an di Kota Bima telah berhasil atas didikan beliau, bahkan di akhir tutup usianya, Almarhum Abdul Latif masih diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk mengantarkan Kafilah dari Kota Bima. Sudah banyak Para Qori’ dan Qori’ah, seperti : H. Ahmad, Rahmah, Shinta, Ulil Amri, Sarlan, M Farhan, M Arif Fauzi dan lain-lain yg telah mencapai tingkat Nasional berkat didikan dan polesan tangan dinginnya Ustadz Abdul Latif. Sebuah prestasi yang luar biasa yang pernah ditorehkan oleh bapak asal Kampo Bedi Kota Bima dan tentu saja sulit ditandingi oleh siapapun. Selama ini kita hanya takjub dan bangga atas prestasi Nasional para Qori tersebut, tapi kita tak pernah tau kenapa Qori Asal Kota Bima bisa mendominasi MTQ Tingkat Nasional dari tahun ketahun. Ternyata inilah sosok dibalik semua itu, yakni Ustad Abdul Latif Bedi.
Beliau membuka satu persatu dapur prestasi didikannya. Awalnya beliau belajar dan bergaul dengan ulama seperti Abubakar Tangga, H Abubakar Husen, H Ramli, H Abidin, dan lain-lain. Selama belasan tahun tentang tajwid dan seni bacaan Al Quran hanya untuk kebutuhan ilmu bukan untuk sebuah prestasi. Beliau bukan Qori Tingkat Kabupaten apalagi ditingkat diatasnya. Saya pikir orang hebat seperti Ustad Abdul Latif adalah aset terbesar yg dimiliki daerah Kota Bima dan harus diberi penghargaan agar dapat menginspirasi orang-orang hebat lainnya yang ada di Kota Bima. Beliau telah berbuat yang luar biasa dalam rangka membumikan Al Quran, mengharumkan nama Bima hingga level Nasional, dan telah merubah masyarakat menjadi lebih mulia dan berpendidikan. Beliau sesungguhnya seorang pahlawan dan tokoh yang pantas mendapatkan penghargaan atas jasa besarnya, Selamat Jalan Ust. Abdul Latif, Selamat jalan sang Maestro Pencetak Qori’ Nasional, semoga mendapat tempat yang tinggi di surga firdaus. (B5-SUKUR)