Jombang | beritalima.com – Tambahan pelajaran muatan lokal untuk SD dan SMP, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang memberi tambahan muatan lokal pendidikan diniyah dan keagamaan Islam sesuai visi misi Bupati Jombang Berkarakter dan Berdaya Saing. Seperti diterangkan Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang, Jumadi di kantor dinasnya, Senin (25/10/2021).
“Pertama, karakter itu wujud dalam bentuk praktek – praktek kebaikan yang dituangkan dalam konsep keagamaan,” tandasnya kepada beritalima.com.
Ia pun menyebutkan yang kedua bahwa Jombang basis Jombang beriman, bersih dan nyaman diapit oleh berbagai pondok – pondok pesantren besar. Menurutnya karakter kewilayahan Jombang itu bernuansa keagamaan penuh.
Yang ketiga kata Jumadi, yang mondok di pesantren besar yang ada du Kabupaten Jombang itu bukan saja dari Jombang melainkan orang – orang dari luar daerah Jombang.
“Yang keempat adalah tuntutan mayarakat kita yang awalnya dinilai bahwa nuansa agama sangat kurang karena hanya empat jam belajar maka dari rujukan rujukan itu munculah mulok keagamaan untuk menguatkan kurikulum nasional agama,” tandas Jumadi.
Dijelaskan, Mulok keagamaan itu lebih banyak praktek keagamaan baik Islam, Kristen, maupun Hindu, Buddha, dan yang lain. Sehingga berdasarkan asumsi Sekdin Dikbud Jombang, masyarakat yang menyekolahkan anak – anaknya di SD seolah – olah di pondok.
“SD rasa madrasah, SD rasa pondok, jadi tidak perlu jauh – jauh, yang kedua diapit pondok – pondok besar kita masukan yang namanya pendidikan diniyah,” jelas Jumadi.
Masih dijelaskan Jumadi bahwa pendidikan diniyah menurutnya bukan yang ada di masyarakat tapi berbeda dengan yang ada di SKnya Kemenag. Mulok ini ikut di dalam konsep kurikulum di sekolah bukan berdiri sendiri.
“Bukan diniyah sekolah, ini masuk di dalam konsep kurikulum pembelajaran di sekolah,” imbuhnya.
Masih ditambahkan Jumadi, pendidikan diniyah yang ada di masyarakat mempunyai labelitas disahkan Kementerian Agama. Sedangkan mulok pendidikan diniyah dan keagamaan Islam lebel dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang dengan mengambil materi kepondokan.
“Seperti belajar nulis huruf gundul, dan membaca kitab – kitab yang gundul sehingga konsep keagamaan ada kurikulum nasional agama, mulok pendidikan keagamaan dan pendidikan diniyah,” imbuhnya.
Jelasnya, untuk bimbingan agama di SD menjadi 12 jam bukan lagi 4 jam, diantaranya adalah kurikulum nasional agama 4 jam, mulok 4 jam, dan diniyah 4 jam.
“Doa kita Rabbana atina fiddunya hasanah, Wa fil akhiroti hasanah. Hasanahnya banyak, akhirotinya juga banyak. Jadi pondasi utama adalah keagamaan,” pungkasnya.
Reporter : Dedy Mulyadi