JAKARTA. Beritalima.com– Pemerintah dibawah pimpinan Presiden Joko Widodo tidak salah serius mengantisipasi wabah Virus Corona (Covid-19) yang terus menyebar di Indonesia. Walau begitu, pemerintah khususnya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) diminta tidak mengabaikan perhatian terhadap wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) yang tidak kalah serius dampaknya bagi kesehatan dan keselamatan jiwa masyarakat.
Itu ditegaskan anggota Komisi IX DPR RI yang membidangi kesehatan serta tenaga kerja, Dr dr Hj Kurniasih Mufidayati, Rabu (11/3).
“Mewaspadai, serius mengantisipasi dan menangani dampak Virus Corona tersebut adalah suatu keharusan. Namun, jangan abaikan DBD, karena korban DBD sudah jauh lebih banyak dari korban Corona,” tegas Mufida.
Politisi perempuan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dapil II Provinsi Jakarta ini menambahkan, data dari Kemenkes, Januari-Maret 2020 saja tercatat ada 16.099 kasus DBD. Dari jumlah itu, 100 orang di antaranya meninggal dunia. Sementara kasus Virus Corona di Indonesia hingga 10 Maret tercatat 694 orang yang diperiksa. Dari jumlah tersebut, 27 dinyatakan positif terinfeksi dan sisanya negatif.
“Ini nyata-nyata sudah lebih banyak korban akibat DBD daripada Corona. Karena itu, pemerintah juga harus mengambil langkah yang tak kalah seriusnya untuk penanganan DBD dari yang dilakukan terhadap wabah Virus Corona,”kata perempuan kelahiran Purwokerto, Jawa Tengah 19 Pebruari 1970 tersebut.
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), kata Mufida, menjadi daerah terparah, terutama Kabupaten Sikka. Sampai 9 Maret 2020 tercatat 1195 kasus DBD di NTT. Pemerintah harus memberikan perhatian lebih besar.
Laporan kasus-kasus DBD juga bermuncul di provinsi lain seperti Jawa Barat. Sepanjang Januari hingga Maret 2020, tercatat 15 warga Jabar meninggal karena DBD. “Menurut beberapa narasumber, dengan iklmim tropisnya, Indonesia memang lebih rawan DBD dibanding Covid-19. Covid-19 lebih menonjol di daerah subtropis, terutama di Utara Khatulistiwa. Sebut saja pusat-pusat meledaknya kasus Covid-19 di Wuhan, Italia, Korea Selatan dan Iran,” tutur Mufida.
Karena itu, Mufida menyarankan kepada pemerintah untuk meningkatkan upaya preventif di daerah-daerah yang belum merebak kasus DBD. “Pastikan juga ketersediaan alat kesehatan, obat serta SDM untuk penanganan DBD, seperti untuk tes DBD, abate, insektisida dan larvasida,” tegas dia.
Sementara untuk daerah dimana sudah merebak kasus DBD, kesiapan rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya juga penting ditingkatkan kesiagaannya. “Keseriusan menangani Corona sama pentingnya dalam penanganan bahaya DBD,” demikian Dr dr.Hj Kurniasih Mufidayati. (akhir)