Muhammad Nasih Aschal Tolak Anggapan Masyarakat Madura Tidak Butuh Investor

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com | Anggota DPRD provinsi Jatim Mochamad Nasih Aschal menegaskan, bahwa masyarakat Madura adalah warga negara Indonesia yang baik, yang taat kepada peraturan pemerintah dan melaksanakan program-program pemerintah dengan penuh tanggung jawab.

Meskipun ketua fraksi partai Nasional Demokrat (NasDem) DPRD provinsi Jatim ini tidak menampik anggapan jika ingin mengimplementasikan program-program pemerintah, dibutuhkan pendekatan dan komunikasi yang intensif ke para ulama, tokoh-tokoh masyarakat yang melibatkan hampir semua elemen masyarakat Madura.

“Bicara tentang Madura dengan kearifan lokalnya, kekayaan alam Madura itu salah satunya kan garam. Memang persoalannya bukan hanya tentang bagaimana petani garam itu bisa mendapatkan kesejahteraan dengan intervensi pemerintah, tetapi juga bahwa infrastruktur yang ada di Madura itu juga kadang menjadi persoalan, dan ini sangat kompleks sekali,” terang Ra Nasih, panggilan akrab Muhammad Nasih Aschal.

Ra Nasih menyampaikan ketimpangan bahwa selama puluhan tahun, kondisi Madura tidak jauh berbeda, di semua sektor. Sementara di daerah lain, di luar Madura, pembangunan begitu cepat.

“Kenapa di luar Madura pembangunan begitu cepat, begitu maju, sementara Madura ya begitu-begitu saja. Dari saya kecil sampai sekarang, keadaannya tidak jauh berbeda. Padahal Madura juga menjadi bagian dari Jawa Timur,” tukasnya.

Cicit Syaikhona Kholil (syeikh muhammad Kholil) Bangkalan, ulama yang sangat terkenal dengan karomahnya ini, menegaskan bahwa Madura punya gelar sebagai pulau Garam, tentu saja gelar tersebut di nobatkan karena Madura penghasil garam terbesar di pulau Jawa, bahkan di Indonesia.

“Madura terkenal disebut pulau Garam itu harusnya, idealnya Madura bisa menjadi penghasil garam yang mengandung yodium yang bermanfaat bagi kesehatan. Tetapi untuk memenuhi standart itu kan butuh banyak hal, terutama merubah pola pandang masyarakat yang tradisional tadi untuk kemudian bisa dikembangkan menjadi lebih terbuka, lebih modern agar bisa menerima perubahan jaman,” sambungnya.

Menurut Ra Nasih, memang yang menjadi sebuah persoalan ketika berbicara garam Madura yang diproduksi oleh masyarakat. Kalau di kelompok yang paling bawah itu sebenarnya tidak terlalu membutuhkan kualitas garam. Karena mereka bisa memproduksi garam secara tradisional, sehingga mereka tidak memiliki pengetahuan bagaimana memikirkan garam beryodium yang dibutuhkan oleh kesehatan tubuh.

“Yang menjadi persoalan bahwa SDM masyarakat pedalaman, di kepulauan-kepulauan terpencil itu, mereka tidak memiliki pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan jaman sekarang. Mereka hidup sangat sederhana, hidup secara tradisional dengan apa adanya,” lanjutnya.

Sebagai anggota dewan yang mewakili puluhan ribu masyarakat di Madura, sudah menjadi tanggung jawab dan kewajiban Ra Nasih untuk memberikan kontribusi yang nyata pada masyarakat Madura.

Disamping melakukan komunikasi yang intensif kepada masyarakat Madura, Ra Nasih juga gemar blusukan untuk memberikan bantuan dan mendengarkan suara mereka.

Ra Nasih menyebutkan, memang tidak mudah membuka kran investasi di Madura. Sebagian besar masyarakat Madura tidak memiliki pendidikan yang memadai.

Kultural budaya Madura yang terkenal kolot, susah mendengarkan pendapat orang lain, menjadi persoalan utama sehingga banyak investor yang tidak ingin menginvestasikan uang mereka di Madura.

“Sudah menjadi tugas dan kewajiban saya dan pemerintah untuk terus melakukan komunikasi dan sosialisasi kepada masyarakat, dengan melakukan pendekatan, memberikan kontribusi yang nyata dan membantu mereka untuk membuka hati dan pikiran mereka agar mereka bisa menerima perubahan. Perubahan untuk menjadikan Madura menjadi daerah yang maju, yang modern, yang bisa memberikan kesempatan pada masyarakat Madura untuk mendapatkan pekerjaan dan mengembangkan potensi mereka untuk berusaha, untuk menjadi UMKM yang mumpuni,” tegasnya.

Ra Nasih menambahkan, baik pemerintah maupun pihaknya akan terus mendorong masyarakat untuk mengijinkan investor berinvestasi di Madura.

“Memang harus terus dilakukan pendampingan dari pemerintah, ini memang kewajiban untuk terus mengawal agar semua tentang Madura itu menjadi daerah yang kaya yang bisa dinikmati oleh masyarakat. Investor bisa mendirikan pabrik. Bukan pabrik garam saja, tapi bisa semua pabrik agar bisa merekrut tenaga kerja masyarakat Madura. Dengan demikian, mindset orang terhadap masyarakat Madura berubah. Madura siap membuka kesempatan kepada para investor untuk menanamkan investasinya di Madura,” pungkasnya.(Yul/ADV)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait