TANGERANG, beritalima.com| Abad digital, handphone (HP) sudah bukan termasuk barang mewah lagi. Pasalnya, rata-rata penduduk di Indonesia, apalagi generasi milenial, pasti memilikinya.
Untuk itu, Aris dan Evi, pasutri di daerah Tangerang Selatan, mantap berwiraswasta membuka usaha service HP di kios kecil ukuran sekitar 3 x 3 meter, lantai 3 WTC Serpong, berdampingan dengan counter yang lain.
Sebenarnya, usai menyelesaikan kuliahnya di sebuah PTS, Evi sempat berkarir di kantor swasta. Tapi kemudian memutuskan resign usai memiliki anak dan fokus mendampingi suami berdagang HP sambil mengasuh anak.
Jika melihat sekilas, tak ada yang berbeda dengan counter sekitarnya yang jual beli HP. Namun jika diamati lebih teliti, ternyata mereka sudah membuka usahanya sejak tahun 2006 atau sudah 14 tahun.
Pertama yang mereka buka adalah usaha jasa service HP, kemudian jual beli.
Ketika beritalima.com mengunjungi counternya, Evi tampak sibuk melayani pembeli yang sudah menjadi langganannya sejak tahun 2006. Mulai dari Serpong, Kramat Jati, Kampung Rambutan bahkan yang sudah pindah ke pulau Bali, masih setia membeli maupun service HP ke tokonya. Bahkan ada yang lewat WA dan jasa paket.
Apa rahasia sukses Evi dan Aris dalam menjalankan bisnis jual beli HP hingga bertahan lebih satu dekade ditengah persaingan yang begitu ketat antar pedagang?
Ternyata mereka memberikan pelayanan dengan tulus ikhlas. Jika ada pelanggan yang service, selalu dengan harga wajar bahkan termasuk murah dan kualitas bagus. Mereka berusaha selalu jujur kepada pembeli terhadap semua kondisi HP yang dijual di counternya. Mulai merk, power bank dan silicon.
“Untung sedikit tidak masalah, yang penting pelanggan puas,” tutur Evi, Minggu 12 Januari 2020.
Kelebihan lain di Mulia Service, selain melayani pembelian secara cash, juga melayani secara kredit dengan menggandeng sebuah lembaga keuangan non perbankan.
“Berdagang bukan mencari untung yang sebesar-besarnya, namun kami lebih mementingkan kepuasan pelanggan dengan menjalin komunikasi dua arah yang baik,” pungkasnya. (Lily/editor: Dibyo).
