Mulyanto Minta Jokowi Hentikan Kebijakan Berbasis Coca-Coba

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Untuk mengefektifkan kerja penanggulangan Covid-19, Pemerintah pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus menerapkan kebijakan berbasis ilmiah atau riset (scientific based policy), bukan berbasis coba-coba (trial and error).

Itu disampaikan anggota Komisi VII DPR RI, Dr H Mulyanto di Jakarta, Minggu (1/8) petang menanggapi pernyataan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marinves), Luhut Binsar Panjaitan (LBP), Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin yang mengaku baru menyadari pentingnya tracing dalam penanggulanan virus Corona (Covid-19) di tanah air.

Menurut Mulyanto, Pemerintahan Jokowi telat menyadari dan memahami pentingnya ilmu pengetahuan dalam mengatasi krisis. Akibatnya, banyak korban jiwa yang tidak tertolong.

Padahal, para ahli pandemi jauh-jauh hari sudah menyampaikan pentingnya testing, tracing dan treatment (3T) ini, termasuk pentingnya karantina wilayah.

“Pemerintah saja yang tidak aspiratif. Pemerintah harus terbuka dengan panel ahli, yang sangat banyak jumlahnya di Indonesia. Beri ruang dan dengarkan suara mereka. Ini akan mendayagunakan potensi nasional yang ada sekaligus mengurangi “kebisingan” dalam pengelolaan negara,” ujar Mulyanto.

Tracing adalah testing yang terstruktur mengikuti titik-titik kasus positif, sehingga benar-benar dapat melacak penyebaran kasus Covid-19 dari suatu kasus. World Health Organization atau Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di bawah PBB sudah menyarakan tracing ini dialakukan 20-30 testing untuk setiap kasus positif terkonfirmasi.

“Terkait dengan hal itu, dibandingkan dengan Negara-negara tetangga, tracing yang kita lakukan masih sangat lemah. Karena itu, wajib untuk ditingkatkan,” tegas Mulyanto.

Laporan Our World in Data (30/7) menyebutkan, jumlah tracing per satu kasus positif di Indonesia 3,8, masih jauh di bawah saran WHO yang 20-30 testing per satu kasus positif.

Angka Malaysia tracing 10,1. Vietnam 21,1, Singapura 943,8 pengujian per kasus positif. Seperti diberitakan, Luhut Binsar Pandjaitan mengaku, dia semakin mengerti tracing itu penting. Bahkan menurut dia merupakan teknik kunci.

Budi Gunadi dalam acara yang disiarkan melalui kanal YouTube Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Jumat (30/7) juga mengakui, 3T dalam penanganan pandemi Covid-19 masih lebih rendah dibandingkan negara lain. Budi menyebut 3T merupakan salah satu strategi paling dasar dan penting untuk mengatasi pandemi selain vaksinasi Covid-19. (akhir)

beritalima.com

Pos terkait