JAKARTA, Beritalima.com– Menghadapi peningkatan kasus penyebaran virus Corona (Covid-19), politisi senior Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Komisi VII DPR RI, Dr H Mulyanto meminta PT PLN (persero) menjaga sistem operasional layanan.
Saat ini, ungkap wakil rakyat dari Dapil III Provinsi Banten itu, peran PLN sangat dibutuhkan berbagai instansi yang berjuang menanggulangi virus Corona. Jadi, sudah sepatutnya PLN menjaga ketersediaan listrik secara andal agar proses penanggulangan tersebut dapat berjalan dengan baik.
“Seperti diketahui jumlah kasus positif Covid-19 sudah mendekati angka 40.000 per hari dan korban meninggal sudah menembus angka 1.000 orang per hari. Untuk itu PLN perlu memikirkan cara agar layanan listrik ke rumah sakit rujukan Covid-19 terpenuhi dengan baik,” tegas Mulyanto.
Ditambahkan, dukungan listrik PLN sangat dibutuhkan bagi produsen gas oksigen untuk keperluan medis. Selama ini produktivitas industri gas oksigen sangat bergantung pada keandalan listrik PLN. Ini terkait dengan instrumentasi elektrik sistem produksi gas oksigen. Bila terjadi gangguan terhadap listrik PLN, secara langsung sistem produksi gas oksigen juga terganggu.
Di Indonesia ada 6 industri utama penghasil gas oksigen nasional yakni, Samator Group, LINDE Indonesia, Petrokimia Gresik, Air Products Indonesia, Air Liquide Indonesia dan Iwatani Industrial Gas Indonesia, yang pabriknya tersebar dari Banten sampai Surabaya. Total gas oksigen yang dihasilkan 640 juta ton per tahun dengan kapasitas industri 74 persen.
Mengingat kebutuhan gas oksigen yang meningkat, kapasitas produksi ini akan dimaksimalkan sehingga menghasilkan tambahan sekitar 225 juta ton per tahun. Belum ada rencana pengembangan pabrik baru produsen gas okisgen.
Karena itu keandalan listrik PLN menunjang produktivitas industri gas ini menjadi mutlak di tengah kelangkaan gas oksigen akhir-akhir ini.
“Sebenarnya, dari sisi suplai daya tak khawatir dengan listrik PLN, karena untuk wilayah Jawa-Bali penyediaan daya listrik PLN surplus lebih dari 30 persen, yang kita khawatirkan justru adalah aspek keandalannya,” imbuh Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI bidang Industri dan Pembangunan ini.
Data Ditjen Ketengalistrikan Kementerian ESDM menunjukkan, ketidak andalan listrik PLN secara rata-rata nasional, baik lama maupun ferkuensi mati listrik, 13 jam per pelanggan per tahun dan 9.5 kali per pelanggan per tahun.
Angka itu masih bila dibandingkan dengan Sabah yang lama mati listriknya hanya 189 menit per pelanggan per tahun. Atau Singapura, yang durasi gangguan listriknya hanya 5 menit per pelanggan per tahun. Sebab itu,
PLN perlu kerja keras dan siap-siaga menurunkan SDM, agar keandalan listrik pada titik-titik krusial rumah sakit rujukan Covid dan pabrik produksi gas oksigen medis ini dapat terjaga zero “byar pet”
(akhir)