SURABAYA, beritalima.com | Berkali-kali ditunda, pengumuman siapa yang menjadi pasangan pengganti Risma-WSB dalam Pilwali Surabaya melalui PDIP, semakin menjadi perhatian banyak orang. Beragam nama yang sebelumnya muncul dalam perhelatan pilkada serentak di ibu kota Jawa Timur, akhirnya menyisakan beberapa nama saja. Diantara sekian nama, peluang calon dari unsur perempuan pun menjadi perhatian serius. Melihat kans kandidat laki-laki, banyak spekulan muncul bahwa calon pendamping, yaitu posisi wakil walikota, itulah yang berasal dari perempuan.
“Kalau bicara nilai jual (dalam pilkada Surabaya), perempuan memiliki nilai lebih. Tapi kalau bicara posisi pemimpin, itu baru variatif. Bukan hanya gender. Tapi kalau nilai jual, memang bagus jika ada laki dan perempuan”, jelas Agus Machfud Fauzi, pakar politik, dalam sebuah diskusi.
Berbicara kandidat perempuan yang memungkinkan untuk tampil melalui rekom PDIP, baik eksternal maupun internal, maka muncul nama Puti Guntur, Lia Istifhama, dan Dyah Katarina. Mengingat ketiganya memiliki grass root massa PDIP.
Lia Istifhama sebagai contoh, meskipun bukan kader PDIP, namun diketahui semua pihak bahwa aktivis Nahdliyyin tersebut hanya konsisten mengikuti proses penjaringan melalui PDIP. Ning Lia, sapaan akrab putri almarhum KH Masykur Hasyim, bahkan tidak terlihat gentar hingga hari-hari jelang turunnya rekom partai pimpinan Megawati Soekarnoputri. Relawan Ning Lia justru memunculkan Tagar #kamibersamaninglia dalam beragam sosial media.
Menyikapi hal tersebut, peraih Doktor UINSA Surabaya, menjelaskan komentarnya.
“Alhamdulillah, itu yang saya ucapkan pertama kali. Saya sangat bersyukur memiliki keluarga baru, yaitu para relawan. Dan saya sangat bersyukur bahwa relawan terbukti bisa membaur dengan masyarakat. Saya selalu tekankan ke mereka, jika orang bertanya, siapa Lia? Jawab saya, bahwa seorang Lia adalah teman mereka, sahabat mereka. Saya selalu memberikan semangat, bahwa saya bahagia memiliki relawan seperti mereka. Tak peduli apapun profesi maupun latar belakang ekonomi mereka. Dan saya yakin, doa dan perjuangan relawan tidak akan sia-sia. Namun, pasti, saya akan menghormati keputusan ibu Ketum PDIP. Kewenangan (rekom) sepenuhnya pada partai (PDIP)”, pungkasnya.