TORAJA UTARA-www.beritalima-com-Musin penghujan Toraja dengan topografi alam berbukit dan daerah pegunungan sangat rawan adanya ancaman bahaya longsor.
Tanah longsor telah menjadi musibah rutin bagi masyarakat Toraja pada saat dimusin penghujan seperti ini,terlebih warga yang memiliki tempat tinggal berada di lokasi rawan longsor utamanya di daerah perbukitan.
Kali ini tanah longsor kembali terjadi di kecamatan Simbuang dan Bonggakaradeng hingga terjadinya putuskan akses sejumlah ruas jalan beberapa waktu lalu.
Musibah longsor kembali menerpa warga, Sabtu kemaren,sekitar pukul 19.00 wita di Lembang Durian dan Lembang Randan Batu kecamata Makale Selatan, dan dusun Pararra Lembang Marinding (desa..red) kecamatan Mengkendek.
Dari penuturan warga yang mengaku bernama Yohanis (45),Lembang Randa Batu,terhitung sejak Sabtu kemaren terus diguyur hujan menyebabkan terjadinya longsor tersebut.
Kendati dalam musibah itu tidak ada korban jiwa,akan tetapi bencana longsor tersebut, menyebabkan adanya material longsor dari batu dan tanah hingga menutupi badan jalan dari ketinggian sekitar 40 meter mengancam kelancaran aktivitas PT Malea.
Akibat longsor tersebut membuat akses jalan terputus dari Lembang Randan Batu, dan Lembang Patekke, Lembang Pa’buaran dan Buntu Sisong.
Sudah 4 hari kejadian bencana longsor itu, dari kejadian tersebut pihak PT Malea sudah turunkan alat berat melalukan pembersihan karena mengancam kelancaran aktipitas perusahaan.
Kepalan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tana Toraja Alfian Andi Lolo dikonfirmasi melalui selularnya jelaskan,” Saya masih Dinas luar ke Manado,”ungkap Alfian.
Tambah dia lagi,”Staf kami sudah turun kelapangan melalakukan pendataan dan penanggulangan darurat,”jelasnya kembali.
Karena itu pihak BPBD segera kordinasi dengan Dinas PU turunkan alat berat bersihkan material longsor, terkait akses jalan sempat putus akibat longsor tersebut.(Gede Siwa).
