SURABAYA, Beritalima.com | Hasil pemantauan kami ke desa-desa itu terkait dengan Covid 19 ini, komisi A memberikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para kepala desa yang sudah mempersiapkan demikian rupa, sehingga desa-desa itu banyak yang menuju Desa tangguh. Jadi dari desa-desa yang saya kunjungi itu mereka sudah mempersiapkan dengan berbagai macam kreasi dan inovasi dari masing-masing kepala desa. Demikian yang disampaikan oleh Ketua fraksi Nasdem DPRD Provinsi Jatim Muzammil Safi’i usai melakukan kunjungan, Senin (15/6/2020)
Anggota Komisi A ini menjelaskan bahwa masyarakat Desa sangat tanggap dengan himbauan pemerintah untuk melakukan physical distancing dan Social distancing.
“Ada yang memasang tanda tidak boleh masuk, harus lapor pakai ini itu, macam-macamlah. Protokol itu betul-betul diterapkan di desa. Sehingga kekhawatiran ada penularan dari luar itu sangat minim sekali. Karena demikian protab yang ada di desa ini saya kira bisa ditiru oleh masyarakat kota,” terang Muzammil.
“Yang kedua, kepedulian kepala desa kepada masyarakatnya yang terdampak, ini bisa digambarkan dengan berusaha untuk mencarikan dana bantuan. Baik itu kepada Kabupaten kota, pada provinsi, dan pada pusat,” sambung Muzammil.
“Namun persoalannya adalah yang pertama. Data ini yang tidak sinkron antara data yang diajukan oleh Kepala Desa, dengan data yang turun itu, kadangkala berbeda. Ini menjadi kendala di desa masing-masing. Tidak sedikit masyarakat itu protes, kemudian ada yang unjuk rasa dan sebagainya. Karena persoalan data yang turun itu tidak sesuai dengan data yang diajukan oleh Kepala Desa,” tukas Muzammil.
“Ke depan kita berharap, pemerintah harus melakukan update terus. Update data terbaru menjadi acuan. Data yang diberikan oleh Kepala Desa harus menjadi yang diusulkan oleh pemerintah. Yang saya usulkan itu untuk orang-orang yang miskin itu, di ranking1 yang paling termiskin,” tandasnya.
“Pemerintah mengambil data itu langsung ambil dari nomor 1 sampai nomor sekian, jangan dibuat acak 1: 50 dan sebagainya. Kadangkala tidak sesuai.Yang ketiga adalah yang disebutkan bahwa di provinsi ada bantuan, tapi sampai sekarang ini banyak yang belum menerima. Enggak tahu kendalanya di mana,” sergah Muzammil.
“Apakah kendalanya itu pada proses transfer dari provinsi ke kabupaten kota, atau realisasi dari kabupaten ke desa. Ini yang sampai sekarang belum ketemu. Sebetulnya kendalanya itu kita sendiri belum pernah mendapatkan informasi dari Gubernur secara resmi, terkait dengan berapa yang sudah direalisasikan, kemudian berapa yang belum. Yang sudah terpakai di bulan pertama ini belum ada laporan,” pungkasnya. (yul)