Muzammil Jembatani Lintas Generasi

  • Whatsapp

PASURUAN, Beritalima.com|
Penasehat fraksi partai NasDem DPRD provinsi Jatim, Muzammil Safi’i SH MSi melaksanakan halal bihalal di hotel Horison, Pasuruan.
Dalam pertemuan tersebut, Anggota komisi A ini mengungkapkan bahwa pihaknya mempergunakan kesempatan tersebut untuk menjembatani lintas generasi para pengurus IPNU.

Bertemunya Lintas generasi IPNU Jatim Pasuruan dalam acara halal bihalal tersebut, dipergunakan sebagai tempat berkumpulnya lintas generasi IPNU Jatim, baik generasi Mutaqoddimin (pendahulu) seperti generasi Pengurus tahun ’80 an, maupun generasi muda yang saat ini aktif sebagai pengurus.

“Generasi tahun ’80 an ini ada KH Sholih Hayat, KH Fuad Anwar Nurhadi Ridwan, termasuk saya dan yang lainnya. Kemudian generasi Mutaakkhirin (saat ini) mereka yang sedang menjabat Pengurus Formal IPNU di semua tingkatan di Jatim dan Mutawassithin (di antara masa keduanya), ada Herry Ahmad yang mantan Sekretaris PWNU, Dr Isa Anshori dan Dr Fathurrohman Lamongan serta doktor-doktor yang lain,” terang mantan wakil bupati Pasuruan dua periode ini.

Pertemuan lintas generasi tersebut diselenggarakan oleh Presedium Majelis Alumni IPNU Jatim. Hadir DR. Hilmy Muhammadiyah selaku Ketua PP MA IPNU dan Idham Zakariyah.

Perhelatan halal bihalal juga diisi dengan diskusi. Muzammil yang menjabat sebagai Ketua PW MA IPNU Jatim, Dr Hilmy Muhammadiyah selaku PP MA IPNU dan Muhammad Irfan selaku Ketua PW IPNU Jatim bertindak sebagai narasumber.

Muzammil menyampaikan bahwa proses kaderisasi di NU yang paling bagus adalah di IPNU, karena memperoleh pendidikan kader secara berjenjang, mulai dari Makesta sampai Lakut, juga berproses langsung menjadi pengurus di semua tingkatan,

“Sehingga ada pembentukan pribadi militan dan kemampuan manajemen terpadu, dalam membentuk pejuang organisasi dan masyarakat. Ketika berproses lebih lanjut baik di Ansor maupun di NU, sudah siap pakai, juga siap sebagai pemimpin masyarakat,” sambung Muzammil.

Muzammil menambahkan, dalam forum tersebut disepakati membuat rekomendasi bahwa organisasi kepelajaran IPNU harus dimaknai sebagai Pelajar, baik tingkat SMP (MTs) maupun SMA (MA). Juga para santri di Ponpes serta para mahasiswa, sehingga ruang gerak dan lahan garap IPNU berada di ruang lingkup Sekolah / Madrasah, Ponpes dan Perguruan Tinggi.

“Sebagai bentuk penerusan proses pembinaan dan kaderisasi, maka Forum menganggap masih diperlukan PKPT (Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi) IPNU IPPNU di Perguruan Tinggi (Universitas, Institut dan semacamnya). Selama masih belum dibentuk Badan Otonom Ikatan Mahasiswa NU, untuk menjaga dan mengembangkan Aswaja di Perguruan Tinggi.
Pendidikan Kader yang disusun oleh PB NU hendaknya memberikan penghargaan secara baik terhadap proses kaderisasi di IPNU dan IPPNU, dengan menjadikan salah satu bagian dari kaderisasi di lingkungan NU dan menempatkan kader-kader terbaik IPNU dan IPPNU pada jenjang pengurus, baik Banom maupun Jamiyah NU di semua tingkatan,” lanjutnya.

“Menyusun data base Kader menjadi sebuah keharusan di MA IPNU, sehingga perlu melakukan pendataan secara komprehensif di semua tingkatan kepengurusan. MA IPNU perlu mempunyai usaha bidang ekonomi, agar MA IPNU mandiri dan memberikan support pada IPNU yang kini sedang menjadi pengurus di semua tingkatan,” pungkasnya.(Yul)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait