PASURUAN, Beritalima.com |
Tahun 2020 baru saja kita tinggalkan. Berbagai persoalan belum tuntas dikerjakan, ujian dan musibah datang silih berganti. Bahkan di awal bulan Desember, pandemi Covid-19 yang beberapa bulan sebelumnya dianggap tuntas, diluar perkiraan kian meningkat. Gelombang kedua pandemi Covid-19 hampir menyapu di seluruh belahan dunia.
Menanggapi fenomena pandemi Covid-19 yang diasumsikan lebih heboh dari tahun 2020, anggota DPRD provinsi Jatim Muzammil Safi’i SH MSi mengungkapkan,
tahun 2020 kita mengalami mimpi buruk yang menjelma jadi kenyataan.
“Dengan adanya Covid-19 kita tidak pernah membayangkan kalau Covid-19 itu akan memporak porandakan seluruh sendi kehidupan bangsa. Mulai kesehatan, pendidikan, sosial ekonomi, dll. Sehingga hampir-hampir atau bahkan sudah berada pada krisis ekonomi,” terang anggota Komisi A DPRD provinsi Jatim ini.
“Jawa Timur mengalami kemerosotan pertumbuhan ekonomi, dari 5 menjadi minus sampai 5,9. Sehingga terjadi penurunan 10 digit.
Pada akhir tahun 2020 ini terjadi pelonjakan kasus Covid-19, baik regional maupun nasional. Angka penyebaran Covid-19 sebagai akibat makin kendurnya kedisplinan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan,” sambung mantan wakil bupati Pasuruan ini.
“Ini berdampak pada semua sektor, karena itu pemerintah mengambil langkah drastis dengan melarang berkerumun di malam tahun baru, yang sebetulnya tahun baru sangat ditunggu oleh dunia usaha. Sama seperti hari raya yang lain, yang bisa mendongkrak perenomian dengan meningkatnya angka konsumsi masyarakat,” lanjutnya.
Ketua fraksi NasDem ini menambahkan, tidak terkecuali bidang pendidikan, yang semula dijadwalkan sekolah dengan tatap muka dimulai tanggal 4 Januari ini akhirnya ditunda untuk waktu yang tidak terbatas.
“Bagaimana dengan tahun 2021. Kita semua harus bersatu dalam melangkah bersama pemerintah dalam melawan Covid-19, terutama sekali mematuhi protokol kesehatan dengan 3 M dan 3 T. Kalau semua satu langkah dalam kebersamaan Insyaallah akan teratasi semua masalah,” tandasnya.
Persoalannya ada sekelompok masyarakat yang selalu apriori pada setiap langkah yang diambil oleh pemerintah, sementara mereka menguasai media massa.
“Ketika kita mau melepaskan ego pribadi dan kelompok, kemudian bersatu dalam menangani masalah Covid-19 ini dengan cepat.Saya optimis manakala kita semua satu langkah bersama dalam menangani masalah Covid-19, ini akan pulih segalanya. Karena Covid-19 itu mempunyai efek domino, maka dampaknya juga akan signifikan di seluruh sektor kehidupan di Indonesia,” pungkasnya.(yul)