PASURUAN, Beritalima.com|
Hari ini Kita semua warga NU Jatim dikagetkan dengan berita duka atas wafatnya Tokoh NU dan Ansor jawa Timur sahabat H. Choirul Anam mantan Ketua PW GP ANSOR Jawa Timur, mantan Ketua DPW PKB Jawa Timur mantan Ketua Umum PKNU.
“Pertama, saya Ikut berduka cita atas wafatnya beliau, semoga diampunkannya segala dosanya, diterima amal ibadahnya serta dimasukkan ke dalam surga Nya bighoiri hisab aamin,” terang Anggota DPRD provinsi Jatim ini.
H Muzammil Syafi’i SH MSi menegaskan bahwa kepergian almarhum H Choirul Anam membuatnya merasa sangat kehilangan.
“Kedua, saya bersaksi bahwa beliau Seorang pejuang NU dan ANSOR di jamannya, saya pernah jadi Timnya ketika Konferensi ANSOR di Tuban dan diberikan mandat untuk memimpin sidang sidang dan dia terpilih sebagai Ketua PW GTP ANSOR Jatim dan saya sebagai Wakil Ketua bersama almarhum KH Farhan Lamongan,” sambung mantan wakil Bupati Pasuruan dua periode ini.
Anggota komisi A DPRD provinsi Jatim tersebut menuturkan, Ketika Kongres di Palembang Choirul Anam dicalonkan oleh Jatim untuk calon Ketua Umum berkontestasi dengan almarhum Iqbal Assegaf, dan saya ditunjuk sebagai Ketua Tim Konsepsi yang membahas tentang Perubahan AD ART dan Tata Tertib, tapi sayang Beliau tidak terpilih sebagai Ketua Umum dan IQBAL Assegaf yang terpilih namun beberapa tahun kemudian wafat digantikan oleh Saifullah Yusuf.
“Ketika NU menginginkan adanya saluran politik bagi Warga NU maka dibentuk Tim 5 dan Tim 9 di Jawa Timur, salah satunya adalah sahabat Choirul Anam untuk Mendirikan PKB di Jawa Timur, kemudian mengantarkan beliau sebagai Ketua DPW PKB Jawa Timur yang pertama, dan dapat memenangkan kontestasi di Pemilu tahun 1999 di Jawa Timur dan dapat menempatkan kader NU di DPRD Jatim dan Ketua DPRD Jatim,” jelasnya .
Muzammil mengisahkan, dalam Periode kedua sebagai Ketua DPW PKB Jatim pihaknya bersama almarhum KH Farhan ditunjuk sebagai Wakil Ketua DPW Jatim, yang juga telah memenangkan kontestasi di Pemilu 2004.
“Choirul Anam adalah Pejuang NU sejati yang banyak mengantarkan kader-kader NU sebagai pemimpin di legislatif maupun eksekutif di Jawa Timur, banyak peninggalan beliau dalam bentuk fisik seperti Graha Astranawa dan Museum NU di Surabaya, juga tulisan-tulisan dalam bentuk Buku maupun artikel-artikel di berbagai media,” paparnya.
Konflik yang terjadi dan dialaminya ternyata juga mengantarkan beliau menjadi Ketua Umum PKNU, walaupun kemudian tidak lolos pada parlemen threshold yang mendorong kader nya untuk bermigrasi di Gerindra sampai sekarang.
“Sakitnya beliau sama sekali tidak menghalangi langkah perjuangannya dalam menyuarakan keadilan dan kebesaran Jamiyah NU. Kita sangat kehilangan sosok Choirul Anam dan saya yakin beliau adalah orang baik dan Sholih, semoga diampuni segala dosa dosanya dan dimasukkan dalam Surga Nya bersama sang Maha Guru muassis NU hadrotus syeh KH Hasyim Asy`ary,” pungkasnya.(Yul)