Surabaya- Kemarin Gunung Semeru mendadak meletus tanpa ada peringatan dini. Tak pelak korban jiwa dan materiil berjatuhan di seluruh lokasi terdampak bencana.
Ormas Nahdliyin bergerak langsung terjunkan relawan ke lokasi bencana. Relawan ini melaksanakan instruksi Koordinator Pusat NABRAK Firman Syah Ali yaitu fokus pada pencarian korban.
Firman Syah Ali mengatakan bahwa relawan NABRAK tersebut berasal dari Korda Lumajang sendiri sehingga paham medan.
“Relawan NABRAK yang terjun rata-rata berasal dari Korda Lumajang, sehingga mereka paham medan dan mengarahkan relawan lain yang berasal dari luar Korda Lumajang” ucap Pengurus Harian PW LP Ma’arif NU ini.
Sementara Korda Lumajang Mochammad Hisan menyatakan bahwa relawan NABRAK terus bersinergi dengan elemen lain yang sama-sama terjun ke lokasi bencana.
“prinsip kami seperti semut yang bantu bawakan air untuk memadamkan api yang membakar tubuh Nabi Ibrahim, yang penting kami berpartisipasi sekuat kemampuan bahu-membahu dengan elemen lain, agar kami tidak tinggal diam berpangku tangan. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk manusia lainnya” ucap tokoh muda NU Lumajang ini.
Dari data yang dihimpun Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB per Sabtu (4/11/2021), kejadian bencana awan panas guguran Gunung Semeru telah berdampak di enam desa yang berada di dua kecamatan di Kabupaten Lumajang. Selain itu, sebaran abu vulkanik telah berdampak di 11 desa/kelurahan di sembilan kecamatan.
Kejadian awan panas guguran Gunung Semeru telah menyebabkan satu orang warga meninggal dunia, 2 orang hilang, 8-10 orang masih terjebak, 70 orang dilarikan ke puskesmas dan 300 KK mengungsi ke lokasi yang lebih aman.