KUPANG, beritalima.com – Keterbatasan anggaran dan dukungan pimpinan
masih menjadi alasan rendahnya kinerja perangkat daerah. Akan tetapi,
Kelurahan Naikoten II dan Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur mampu
menunjukan kalau inovasi bisa dimulai tanpa biaya.
“ Kita perlu mengapresiasi hal ini,” kata Wakil Gubernur Nusa Tenggara
Timur, Benny A. Litelnoni saat pertemuan terkait presentase Inovasi
Pelayanan Publik 2017, Ruang Rapat Gedung Sasando, Rabu (26/4/2017)
lalu.
Untuk tahun ini, NTT mengikutsertakan dua bentuk inovasinya dalam
ajang kompetisi inovasi pelayanan publik, yang diselenggarakan oleh
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(PAN-RB) RI. Kedua inovasi tersebut telah melewati tiga tahapan
penilaian, hingga akhirnya masuk dalam Top 99.
Selanjutnya pada 28 April 2017, akan dilakukan penilaian tahap
ke-empat di Kementerian PAN-RB. Dalam sesi itu, kembali dilakukan
presentasi dan wawancara kepala daerah bersama inovator, dengan tim
penilai dari beberapa perguruan tinggi ternama di Indonesia. Pada
tahap akhir seleksi, akan ditetapkan 40 Inovasi Pelayanan Publik
Nasional (Top 40).
Wakil Gubernur NTT mengapresiasi Soda Molek K 5-1 dan 2H2 Center
sebagai bentuk upaya pemerintah daerah mempercepat pelayanan publik.
Soda Molek K 5-1 adalah inovasi pelayanan administrasi kependudukan
dari Kelurahan Naikoten II, lima permasalahan masyarakat dijawab lewat
satu program sekaligus, _full time service and self service_.
Sedangkan 2H2 Center adalah inovasi pelayanan dari Flores Timur yaitu
penanganan persalinan ibu melahirkan, dalam rangka menurunkan angka
kematian ibu dan bayi.
“ Pemerintah dituntut untuk terus meningkatkan kualitas pelayanannya.
Karena itu, beberapa ketentuan tentang standarisasi pelayanan yang
telah diamanatkan wajib dipenuhi. Saya berharap, hal ini menjadi
perhatian semua pimpinan unit kerja, agar kualitas pelayanan kita
semakin baik dari waktu ke waktu,” kata mantan Wakil Bupati TTS itu.
Sementara itu, Wakil Walikota Kupang, Herman Man mendukung inovasi
yang telah diseleksi itu. Ia menyentil pentingnya teknologi untuk
mempermudah hidup. Disebutnya bahwa Pemerintah Kota Kupang berkomitmen
mereplikasi inovasi Soda Molek, untuk semua kelurahan yang ada dalam
enam kecamatan.
Wildrian Ronald Otta, ketika diberi kesempatan mempresentasikan Soda
Molek sebagai bentuk inovasinya, meminta dukungan Pemerintah Provinsi
NTT. Untuk memberikan pelayanan administrasi kependudukan di luar jam
kantor, Lurah Naikoten II itu menyuguhkan sebuah inovasi _off line_
berbasis Nomor Induk Kepedudukan serta pelunasan Pajak Bumi dan
Bangunan.
Sebagai sebuah lanjutan dari Program Kelurahan Digital di Tahun 2011
lalu, bentuk layanan berkonsep _Smart Village_ itu diharapkan bisa
menyapa warga selama 24 jam sehari, tujuh hari seminggu. Bersama
Stikom Artha Buana telah dibuat service box, berisi aplikasi layanan
lengkap dengan tutorialnya. Replikasi program ini juga telah
dijalankan oleh Kelurahan Rewarangga, Kabupaten Ende.
Pada kesempatan itu, bidan Juria, perwakilan dari Dinas Kesehatan
Flores Timur mempresentasikan inovasinya, dengan Sistem Monitoring
Angka Kematian Bayi dan Ibu (2H2 Center). Program dengan modal utama
kepedulian sesama warga itu, disebutnya mampu menurunkan secara
drastis angka kematian Bayi dan Ibu di kabupaten dengan karakteristik
kepulauan itu. (Ang)