Nasib Beras di Indonesia

  • Whatsapp

“Belum makan, kalau belum makan nasi” slogan yang pas untuk warga negara Indonesia, karena beras sangat berkaitan dalam kehidupan kita. Sebagian besar masyarakat Indonesia menggantungkan komoditi pangan utamanya pada beras. Selain itu, beras sudah menjadi bagian penting dan berpengaruh di sektor ekonomi dan sosial pada masyarakat Indonesia. Kenapa demikian ? Marilah kita lihat data statistik berikut ini.

Pertama, beras yang berada di sektor pertanian, bersama dengan sektor kehutanan, dan perikanan, merupakan sektor yang menyerap tenaga kerja paling besar di Indonesia. Menurut data dari BPS tahun 2018 tenaga kerja di sektor agroforesti mencapai jumlah 38.7 Juta. Kedua, produksi padi di Indonesia sangat besar, yaitu sebesar 56537774 Ton (sumber BPS). Produksi padi terbesar menurut provinsi di pegang oleh provinsi Jawa Timur sebesar 10537922 Ton, urutan kedua di tempati oleh provinsi Jawa Barat sebesar 9539330 Ton, dan provinsi ketiga di tempati oleh provinsi Jawa Tengah sebesar 9512434 Ton. (sumber BPS). Ketiga, luas panen padi di Indonesia sebesar 10903835 Ha dan luas panen padi berdasarkan tingkat provinsi, urutan pertama di tempati oleh provinsi Jawa Timur dengan luas sebesar 1828700 Ha, urutan kedua di tempati provinsi Jawa Barat sebesar 1691725 Ha, dan urutan ketiga di tempati provinsi Jawa Tengah sebesar 1680406 Ha. (sumber BPS).

Tidak mengherankan jika pulau Jawa selalu menjadi pemasok padi terbesar di bandingkan provinsi lain. Hal ini dikarenakan profesi petani merupakan profesi paling diminati di pulau Jawa dan padi jmemerlukan suhu antara 20 °C hingga 35 °C dengan kebutuhan air yang besar jadi padi sangat cocok di tanam di dataran rendah, seperti pulau Jawa.

Walaupun hasil di atas terlihat cukup besar tetapi fakta di lapangan Indonesia tetap harus mengimpor beras dari negara lain. Alasannya ialah pada jaman ini Indonesia telah mengalami kelangkaan beras. Kelangkaan beras ini di picu oleh banyak para pekerja petani menganti profesinya menjadi pekerja di pabrik atau bekerja di bagian jasa yang dan alih fungsi lahan, sekarang di Indonesia banyak melakukan pembangunan, tanah yg awal mula di jadikan lahan pertanian, sekarang di jual dan di bangun gedung-gedung tinggi, airport, dan apartment mengingat semakin tinggi pertumbuhan penduduk pada era sekarang.

Impor beras juga memiliki beberapa dampak negatif, seperti : disinsentif bagi petani untuk meningkatkan produktivitas padi, mengurangi cadangan devisa, dan ketergantungan Indonesia terhadap pangan luar negeri.

Di harapkan pemerintah mempunyai solusi terbaik untuk mengurangi jumlah impor beras saat ini dan untuk kedepannya, seperti menambah lahan untuk pertanian, memberikan bantuan kepada petani agar petani semakin banyak, dan memperbaiki teknologi untuk mempermudah pekerjaan petani.

balqis zhahira, mahasiswa politeknik statistika stis

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *