JAKARTA, Beritalima.com– Ketua Presidium Indonesia Police Wacht (IPW), Neta S Pane meminta Panitia Seleksi Calon Pimpinan (Pansel Capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam menjalankan tugasnya tidak mau diintervensi siapa dan kelompok manapun termasuk oknum lembaga anti rusuah tersebut.
Soalnya, kata Neta dalam keterangan tertulis kepada Beritalima.com, Selasa (27/8) pagi, dalam dua hari ini Pansel akan melakukan tes terakhir terhadap Capim KPK. Capim bakal memilih 10 dari 20 peserta tersisa. Nama-nama sepuluh orang itu bakal diserahkan kepada Presiden Jokowi untuk menetapkan pimpinan KPK.
Seperti diberitakan, lanjut Neta, oknum KPK and the Gang yang terus menerus membully dan memfitnah Pansel Capim KPK ini. Mereka tidak hanya membully calon dari Polri tetapi juga Ketua dan Anggota Pansel KPK dengan tuduhan tanpa dasar.
Korban pembullyan yang terakhir adalah Irjen Darma Porengkun hingga Wakil Kepala BSSN itu terpental dari proses seleksi Capim KPK. “IPW berharap pembullyan cukup sampai di Irjen Darma, selebihnya Pansel KPK jangan terpengaruh dengan manuver oknum KPK and the Gang,” pinta Neta.
IPW juga menilai, selama ini Pansel KPK sudah bekerja transparan dan bisa dikontrol publik. “Semua pihak tahu, Pansel bekerja sesuai dengan standar penilaian capim yang terukur.”
Sebelum tes terakhir ini, rekam jejak dan integritas yang menjadi persoalan utama bagi capim KPK sudah dicermati dan diperhatikan dengan serius anggota Pansel. “Apa yang dilakukan Pansel sangat terukur, seperti calon dari organisasi dan institusi mana.”
Selain itu, kata Neta, rekam jejak-integritas menjadi hal paling utama diperhatikan Pansel, terutama terkait terorisme atau tidak. Informasi tentang catatan perbuatan tercela dan perbuatan melanggar hukum, juga mendapat perhatian Pansel. Tapi jika masukan yang ada tanpa bukti yang jelas, tentu sama artinya dengan fitnah dan kriminalisasi terhadap capim.
Jika ada pihak yang ingin membuat penilaian sendiri dalam proses seleksi Capim KPK, seperti yang dilakukan oknum KPK and the Gang, publik tinggal bertanya, “emangnya mereka siapa” mau mengatur atur.
“Sebab itu IPW berharap Pansel KPK maju terus ditugas terakhir ini, “tutup kuping” biarkan anjing menggonggong dan kafilah tetap berlalu agar lahir KPK dengan paradigma baru ke depan,” demikian Neta S Pane. (akhir)