Oleh : Dede Farhan Aulawi
Persaingan yang terjadi saat ini bukan hanya di dunia usaha saja, melainkan semua orang sampai negara sedang berada pada posisi bersaing. Mungkin sebagian ada yang kurang sependapat karena istilah persaingan seolah – olah menutup ruang kolaborasi dan empathy. Padahal memang faktanya demikian, kalaupun masih ada ruang kolaborasi, itu semua justeru salah satu untuk mengungguli persaingan itu sendiri. Persoalannya adalah bersaing dengan siapa dan harus berkolaborasi dengan siapa ? Di sinilah pintu dan ruang strategi terbuka lebar meskipun terbatas dalam catatan – catatan rahasia yang tidak selalu diungkap secara gamblang. Silakan buka kumpulan dokumen – dokumen regulasi yang dibuat untuk menciptakan keteraturan, tapi kadangkala ada “kondisi tertentu” yang menuntut untuk melanggar aturan tanpa harus berkata “langgarlah aturan”.
Jika diturunkan dalam tataran mikro di perusahaan/ institusi atau bahkan dalam tataran makro, tidak semua keinginan bisa dipenuhi karena semua perusahaan/ negara selalu memiliki keterbatasan anggaran yang disesuaikan dengan alokasi dan skala prioritas. Oleh karena itu sangat diperlukan orang – orang yang kreatif, yaitu yang mampu bekerja produktif tanpa mengeluh soal keterbatasan tadi. Apalagi bagi negara – negara yang sedang membangun seperti Indonesia ini, dimana tidak bisa bicara sekedar jogging lagi, karena kita harus lari cepat mengejar ketertinggalan. Semua ini bisa dan hanya bisa dilakukan apabila setiap gerbong institusi diisi oleh orang – orang yang kreatif, yang selalu mencari dan menemukan terobosan – terobosan di tengah kesulitan dan hambatan. Mampukah kita menjadi bagian dari elemen bangsa yang kreatif yang mampu berkontribusi secara maksimal demi kemajuan bangsa dan negara ?
Peneliti Roger Beaty dan tim-nya pernah mengidentifikasi pola konektivitas otak yang bervariasi antar orang, dan dikaitkan dengan kemampuan menciptakan ide – ide kreatif. Mereka melakukan penelitian dengan menggunakan mesin Functional Magnetic Resonance Imaging (FMRI) untuk mengamati kerja otak “subjek” saat menyelesaikan tugas-tugas kreatif. Hasilnya menunjukkan bahwa tugas – tugas kreatif akan mengaktifkan tiga bidang utama otak, yaitu jaringan awal, jaringan fungsi kontrol eksekutif, dan jaringan saliensi. Di mana hubungan antara koneksi otak dan kreativitas begitu kuat. Selain itu, orang kreatif lebih dapat mengendalikan koneksi di otak mereka.
Pakar kreativitas seperti Clark dan Gowan dalamTeori Belahan Otak (Hemisphere Theory) mengatakan bahwa otak manusia menurut fungsinya dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kiri (left hemisphere) dan belahan otak kanan (right hemisphere). Otak belahan kiri mengarah kepada cara berfikir konvergen (convergen thinking), sedangkan otak belahan kanan mengarah kepada cara berfikir menyebar (difergent thinking). Otak kanan inilah yang merangsang kreativitas. Jadi otak kanan berfungsi untuk memproses bahasa dan lebih aktif ketika seseorang terlibat dalam beberapa tugas yang bersifat logis, simbolik dan berangkai seperti memecahkan persoalan matematika dan memahami materi yang bersifat teknis. Otak kanan aktif dalam berkreasi dan memberikan apresiasi terhadap seni dan musik. Sedangkan otak kiri untuk memecahkan persoalan-persoalan yang menuntut kemampuan visual-spasial, kemampuan menggunakan peta atau meniru pola berkaitan, menganalisis wajah, dan membaca ekspresi wajah.
Ada juga penelitian di bidang connectomics, yang menggunakan ilmu jaringan untuk memahami otak, yaitu dengan menggunakan menggunakan teknik pencitraan otak tingkat lanjut untuk mengidentifikasi dan memetakan jaringan di antara keduanya. Otak adalah pusat sistem syaraf yang memiliki volume sekitar 1.350 cc dan terdiri atas 100 juta sel syaraf atau neuron. Otak mengatur fungsi seluruh badan dan pemikiran manusia.
Ada tiga tingkatan otak yaitu otak reftil, otak mamalia dan otak neo cortex. Otak reptil berfungsi mengatur fungsi utama tubuh seperti denyut jantung dan pernapasan, mengatur reaksi seseorang terhadap bahaya atau ancaman. Lalu otak mamalia berperan dalam mengatur kebutuhan akan keluarga, strata sosial, emosi dan rasa memiliki, juga mengatur memori jangka panjang yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran, di dalamnya terdapat sytem limbic yang menentukkan otak mana yang akan aktif, otak reptil atau otak neo cortex. Dalam system limbic sendiri terdiri dari amygdala, hippocampus, thalamus, dan hypothalamus. Sementara otak neo cortex berfungsi untuk berpikir dengan baik apabila dalam keadaan senang dan rileks. 80% dari bagian otak adalah neo cortex. Jadi apabila ingin berpikir dengan baik dan maksimal maka belajarlah dalam keadaan senang dan rileks.
Kreativitas yang tinggi dan komitmen pada tugas yang kuat akan berkaitan dengan fungsi otak kanan, maka untuk mencapai kreativitas yang tinggi, perlu menyeimbangkan fungsi otak kiri yang lebih dominan pada logika, kognitif dan otak kanan yang berfungsi merangsang kreativitas, imajinasi, intuisi dan seni. Jadi perlu penyeimbangan aktifnya otak kanan dan kiri untuk mengasah kreativitas.