JAKARTA, Beritalima.com– Wakil rakyat dari Dapil II Provinsi Sumatera Barat, Hj Nevi Zuairina mengunjungi Lembaga Pendidikan Raudhatul Athfal Nurul Ilmi, Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman dalam usaha memastikan turunnya bantuan dari Pemerintah senagai bentuk tanggung jawab sosial.
Anggota Komisi VI DPR RI tersebut ingin mengetahui apakah bantuan itu efektif untuk optimalkan usaha peningkatan kualitas pendidikan karena sebelumnya dia menyaksikan penyerahan secara simbolis sembilan lokasi bantuan peningkatan kualitas pendidikan, sarana kesehatan dan sarana ibadah, salah satunya Raudhatul Athfal Nurul Ilmi.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini sempat berdialog dengan pengurus lembaga dan anak-anak didik yang masih sangat belia.
“Saya harap anak-anak ini nantinya melanjutkan tampuk sejarah kebangsaan kita. Ada yang meneruskan jadi pendidik atau ulama. Ada yang jadi pengusaha, dokter hingga ada yang jadi politisi untuk mengisi ruang legislatif, eksekutif dan yudikatif.”
Ditengah pandemi yang kian memuncak, Nevi terus bergerak di lapangan untuk memastikan, regenerasi Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia berjalan sesuai harapan tanpa terganggu dengan situasi kian mencekam.
“Bantuan diberikan buat sarana pendidikan ini khusus diperuntukkan kalangan ekonomi di bawah standard. Ini sangat mendesak dilakukan agar tidak membuat mereka kehilangan didikan karena anak anak Raudhatul Athfal Nurul Ilmi akan menjadi pemimpin di masa depan yang gemilang. Amin YRA,” tutur Nevi.
Dia berharap agar terjadi perubahan cukup signifikan terhadap kualitas pendidikan di Raudhatul Athfal Nurul Ilmi, karena mereka masih sangat belia, saat-saat emas menangkap semua pengetahuan dengan cepat dan mudah. Saat ini, banyak masyarkat yang akibat pandemi, anak-anaknya kehilangan kesempatan belajar dengan selayaknya.
“Saya sangat berharap, terutama di Sumatera Barat ini tidak ada anak-anak yang kehilangan kesempatan mengikuti pendidikan menuntut ilmu di masa pandemi. Kuslitas SDM negara kita mesti dijaga sebaik-baiknya dengan cara, jangan sampai ada lembaga yang tutup karena persoalan fasilitas dan biaya,” demikian Hj Nevi Zuairina.
(akhir)
