GRESIK, beritalima.com- Ratusan masyarakat Desa Banyuwangi Kecamatan Manyar Kamis Malam (11/07/19) guyup rukun berkumpul mengikuti acara Ngaji bareng sejarah asal usul leluhurnya di Depan Masjid setempat.
Acara yang diadakan Pemerintah Desa (Pemdes) bekerjasama Lembaga Seni Budaya Muslimin Nahdlatul Ulama (Lesbumi NU) Gresik menghadirkan sejarawan NU, KH Agus Sunyoto.
Dalam sambutannya, Ketua Lesbumi Gresik, KH Alfin Sonhaji mengapresiasi terselanggaranya acara tersebut. Ia mengatakan mencari sejarah asal usul leluhur sangat penting terutama mengingat akan kematian. “ Jangan sampai lupa sejarah, biar hidupnya barokah,” ujar pengasuh Ponpes di Gresik ini.
Dari uraian diskusi bersama, diketahui, ada empat leluhur Desa yang setiap tahun bulan Selo (Bulan Jawa-red) dihauli, yaitu Mbah buyut Singgih,Buyut Yasmi, buyut Singopati, syeh Mahmud.
Akan tetapi menurut KH Agus Sunyoto, hanya Mbah buyut Singopati yang tercatat dalam buku sejarah. “ di buku catatan hanya mbah buyut Singopati yang ada,” ujarnya.
Agus Sunyoto menjelaskan, sosok Mbah Buyut Singopati adalah seorang prajurit yang ditugaskan dari kerajaan Blambangan Banyuwangi pada tahun 1453 lalu untuk membantu kerajaan Giri Kedaton yang pada saat itu diserang pasukan musuh.
Diperkirakan, Mbah buyut Singopati ini setelah menjalankan tugasnya kemudian bersama pasukan yang lain babat alas mencari pemukiman. Dan akhirnya Ia menemukan tempat yang dulu dikenal namanya kawasan pecuk atau yang sekarang secara adminstrasi diakui menjadi Desa Banyuwangi.
Kata “Pecuk” sendiri dalam bahasa Jawa menurut Agus Sunyoto, sebutan wilayah pertambakan atau kawasan pesisir yang punya banyak air. Selain di Gresik, sebutan Pecuk juga terdapat di wilayah Cirebon.
Agus Sunyoto, juga menjelaskan bahwa tradisi mengingat leluhur adalah kekuatan bangsa Indonesia, maka dari itu harus terus dilestarikan. Termasuk ziarah ke makam yang selama ini menjadi tradisi warga NU.
Dalam sesi menutup, Agus Sunyoto meyakini bahwa Mbah Singopati adalah orang yang mempunyai kehebatan. Argumentasi itu didasarkan atas penemuan warisan berupa tulisan atau pitutur beraksara Jawa yang mempunya filosofi tinggi. “Mun ngkin ini warisan Mbah Singopati. Ilmu kuno. Mbah Singopati orang dukdeng (hebat red-). (Ron)