BANYUWANGI, beritalima.com – penjualan Gambar presiden dan wakil presidem didesa Tampo yang sempat menjadi keresahan warga karema diduga ketua RT menjual Gamvar tersebut secara paksa, kepala Desa Tampo mengaku sudah memberikan warning agar distop.
Namun kayaknya pengakuan kepala Desa Tampo justru bertolak belakang dengan kejadian yang ada, bahkan sanksi yang katanya telah di berikan kepada kepala dusun terkesa hanya isapan jempol belaka
Faktanya diduga penjualan gambar tersebut dibeberapa dusun didesa tampo masih terus berjalan, seperti di dusun krajan dan di dusun simbar
Kepala Desa Tampo, Hasim Ashari ketika di konfirmasi melalui saluran Selulernya mengatakan bahwa sudah distop
“Sudah saya stop mas, Dan sudah saya konfermasi ke Kasun katanya sudah di stop, Besok saya tanya lagi ke kasun Simbar 2. Aaya masih di acara Pemda sampai besok mas.” Kata Kades
Sebelumnya Hasim ketika dikonfirmasi diruang kerjanya juga mengatakan bahwa akan memberikan sanksi dan akan menarik gambar yang sudah beredar
” kita akan kumpulkan para kadus dan aka kita berikan sanksi serta saya perintahkan untuk menarik kembali gambar gambar yang belum terjual.” Ungkap Hasim
Namun hal tersebut sepertinya hanya isapan jempol, karena foto presiden yang dijual secara paksa itu justru masib berlanjut dan tidak ada penarikan
Seperti yang di ungkapkan AB, salah satu warga dusun krajan, mengungkapkan kekecewaannya atas penjualan foto presiden secara paksa, yang katanya sudah distop dan ditarik
“Katanya kepala dusun sudah diberi sanksi dan katanya gambar yang belum terjual akan ditarik kembali, tapi ini kok masih berlanjut dan tidak ada penarikan, kalau seperti ini kan kesannya kepala desa tidak tegas kepada bawahannya. Senagai seorang pemimpin kita berharap tegas dan bijak agar masyarakat juga memberikan kepercayaan pada pemimpinnya tidak setengah setengah dalam menjalankan amanat jabatannya.” Kesal AB
Seperti diberitakan beberapa media sebelumnya bahwa warga desa Tampo kecamatan Cluring resah atas penjualan foto presiden yang terkesan secara paksa.
(Bi)