KUPANG, beritalima.com – Pada bulan Oktober 2016, Nilai Tukar Petani (NTP) Nusa Tenggara Timur sebesar 101,41 dengan NTP masing-masing subsektor tercatat sebesar 103,71 untuk subsektor tanaman pangan (NTP-P); 99,89 untuk subsektor hortikultura (NTP-H); 97,84 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-TPR); 107,19 untuk subsektor peternakan (NTP-Pt) dan 103,69 untuk subsektor perikanan (NTP-Pi).
Jika NTP Oktober 2016 dibandingkan dengan NTP September 2016, terjadi peningkatan sebesar 0,38 persen. Di daerah perdesaan terjadi inflasi pada bulan Oktober 2016 sebesar 0,03 persen. Sub kelompok makanan jadi, minuman dan rokok mengalami inflasi tertinggi yaitu sebesar 0,70 persen. Sedangkan Inflasi terrendah adalah sub kelompok kesehatan yaitu sebesar 0,01 persen.
Hal ini disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) NTT, Maritje Pattiwaelapia di Kupang, Selasa (1/11/2016).
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di NTT pada Oktober 2016, Nilai Tukar Petani mengalami peningkatan dibanding September 2016 yaitu sebesar 0,38 persen. Hal ini disebabkan karena terjadi peningkatan pada indeks harga hasil produksi pertanian dan terjadi peningkatan yang lebih kecil pada indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian.
Ditinjau per subsektor dengan membandingkan NTP Oktober 2016 dengan NTP September 2016 maka subsektor padi palawija mengalami penurunan sebesar 0,05 persen, subsektor hortikultura mengalami peningkatan sebesar 0,64 persen; subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami peningkatan sebesar 0,64 persen; subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami peningkatan sebesar 1,15 persen; subsektor peternakan mengalami peningkatan sebesar 0,08 persen dan subsektor perikanan mengalami penurunan sebesar 0,83 persen. (Ang)