September 2023, BPS Provinsi Aceh merilis inflasi bulan Agustus 2023. Pada Agustus 2023, Aceh (gabungan 3 kota: Banda Aceh, Lhokseumawe dan Meulaboh) mengalami deflasi sebesar 0,15 persen secara month to month (m-to-m).
Beberapa komoditas yang memiliki andil dominan terhadap deflasi m-to-m, antara lain: daging ayam ras sebesar 0,12 persen, bawang merah sebesar 0,11 persen, jeruk sebesar 0,08 persen, udang basah dan ikan tongkol masing-masing sebesar 0,07 persen, jeruk nipis sebesar 0,05 persen, sabun mandi dan ayam hidup masing-masing sebesar 0,02 persen, ikan tuna dan bawang putih masing-masing sebesar 0,01 persen.
Sementara itu, komoditas yang memiliki andil dominan terhadap inflasi, antara lain: cabai merah sebesar 0,14 persen, beras sebesar 0,11 persen, angkutan udara sebesar 0,09 persen, rokok kretek filter, nasi dengan lauk dan cabai hijau masing-masing sebesar 0,02 persen, mobil, cabai rawit, seragam sekolah anak, dan makanan ringan masing-masing sebesar 0,01 persen, Kata Ir. Andariati Afrida
Selanjutnya, inflasi year on year (y-on-y) di Aceh pada Agustus 2023 sebesar 2,39 persen. Inflasi ini terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya hampir seluruh indeks harga kelompok pengeluaran.
Komoditas yang dominan memberikan andil terhadap inflasi y-on-y pada Agustus 2023, antara lain: emas perhiasan, angkutan antar kota, mobil, daging ayam ras, telur ayam ras, minyak goreng dan ikan tuna.
Sementara itu, komoditas yang memberikan andil terhadap deflasi y-on-y, antara lain: cabai merah, angkutan udara, jeruk, ikan dencis, bawang merah, cabai hijau, bahan bakar rumah tangga, cabai rawit, lemari es, dan besi beton.
Dari 3 kota pengumpulan data Indeks Harga Konsumen (IHK) di Aceh, inflasi y-on-y Kota Banda Aceh sebesar 2,06 persen, Kota Meulaboh sebesar 2,17 persen dan Kota Lhokseumawe sebesar 3,20 persen.
BPS Provinsi Aceh juga merilis angka nilai tukar petani (NTP). NTP diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani. Indikator ini merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat pertumbuhan daya beli petani.
NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, semakin kuat pula tingkat daya beli petani.
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di beberapa daerah pada Agustus 2023, diketahui NTP Aceh sebesar 115,36 atau mengalami kenaikan sebesar 1,53 persen dibandingkan Juli 2023.
Terjadi peningkatan NTP pada semua subsektor kecuali subsektor Peternakan.
BPS Aceh berkomitmen untuk menyediakan data statistik yang berkualitas dan tepat waktu.
Data tersebut diharapkan dapat memberikan insight dan sinyal bagi pemerintah untuk perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan di Aceh.”(A79)