JAKARTA, Beritalima.com– Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Indonesia lahir akibat kekecewaan yang dirasakan para senior serta akar rumput Partai Pesatuan Pembangunan (PPP) terhadap sikap dan langkah yang tak sepaham dan searah dengan kebijakan bergabungnya partai berlambang Ka’bah itu dengan PDIP sebagai peraih suara terbanyak pemilu legislatif 2014 serta 2019.
Bergabungnya PPP dibawah pimpinan Suharso Monoarfa dengan PDIP, kata politisi senior, Dr H Nizar Dahlan kepada Beritalima.com di Jakarta, Sabtu (19/6) otomatis menjadi salah satu dari tujuh anggota koalisi besar dalam mendukung pemerintah.
Padahal, lanjut Nizar, tadinya PPP sangat diharapkan khususnya umat Islam sebagai alat perjuangan dalam pembangunan. Namun, langkah yang dilakukan Suharso Monoarfa jauh dari harapan.
“Sebagai obat kekecewaan, patut dilakukan pembaharuan. Beberapa tokoh senior PPP dengan arahan ulama pendukung Partai Ka’bah perlu dibentuk partai politik yang tujuannya turut andil dalam pembangunan Indonesia lebih baik. “Sepantasnya PPP Indonesia menjadi formula dalam melanjutkan pembangunan,” kata Nizar.
PPP Indonesia, politisi ini, turut membangun dlm sgl bidang terutama kepentingan umat dan pribumi dalam menjalankan peribadatan pada Allah SWT sesuai tuntunan Nabi Besar Muhammad SAW.
“PPP yang tadinya sangat diharapkan kaum Muslim khususnya dan rakyat Indonesia umumnya ternyata tidak dapat lagi sebagai alat kepentingan perjuangan dan pembangunan buat umat. PPP pimpinan Suharso Monoarfa sudah jauh melenceng dari harapan.
Untuk itulah, sebagai rasa kecewa, kata Nizar, patut dilakukan pembaruan melalui aspirasi beberapa tokoh senior PPP dan arahan para Kyai maupun Ulama agar lebih ditekankan lagi kiprahnya. PPP Indonesia yang segera dideklarasikan nantinya turut andil dalam Pembangunan Indonesia, menyongsong masa depan yang terarah dan lebh baik. (akhir)