TRENGGALEK, beritalima.com-
Berbicara mengenai kepemimpinan perempuan, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini, dalam kesempatan Safari Ramadan di Desa Joho, Kecamatan Pule berharap perempuan bisa diberikan kesempatan.
Kesempatan itu bukan berarti untuk bersaing dengan kaum laki-laki, melainkan memberikan ruang untuk mereka bisa berdaya. Berharap hal tersebut karena penggiat perempuan, anak, disabilitas dan kelompok rentan ini meyakini, bila perempuan bisa berdaya maka akan mampu mengangkat harkat dan martabat keluarga.
“Populasi perempuan di Indonesia sebanyak 133,54 juta orang, atau 49,42 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. Ini merupakan potensi besar untuk bisa melawan krisis yang tengah kita hadapi. Caranya bagaimana, tentunya dengan memberikan mereka ruang atau kesempatan,” ujar istri Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin, Rabu (19/3).
Masih menurutnya, “peran perempuan tidak bisa lagi hanya berberkutat pada sumur, dapur dan kasur. Ibunda Siti Khadijah sudah diakui oleh Rasulullah untuk membantu mengajarkan nilai-nilai kebaikan untuk keluarga maupun agama,” imbuh Novita. ;
Perempuan harus dipintarkan, diberikan kesempatan yang sama. Kalau ada informasi langsung diatribusikan. Apalagi sambung sarjana ekonomi itu, “di Kabupaten Trenggalek banyak program pemberdayaan dalam rangka mengentaskan kemiskinan, seperti mencetak 5 ribu pengusaha perempuan baru. Masyarakat di desa bisa meminta pendampingan mulai UMKM, pertanian dan yang lainnya ke kita,” jelasnya.
Ayo kita bersama-sama menguatkan perekonomian kita dengan UMKM yang handal dan mampu naik kelas bersama, tutupnya.
Novita Hardini juga menyinggung bila ingin menciptakan generasi yang berkualitas, maka perlunya untuk mencegah terjadinya perkawinan anak. Dengan alasan apapun, pernikahan anak harus bisa di cegah. Karena pernikahan anak menjadi salah satu pemicu bayi stunting. Maka dari itu dalam setiap kesempatan Pemerintah Kabupaten Trenggalek selalu mengkampanyekan stop perkawinan anak. (Pro/her)