Noviyanty Ungkap Tantangan Amida Sumbar Jelang HUT Museum Indonesia ke-5 Tahun 2020

  • Whatsapp
Amida Sumbar dalam rangkaian acara menyambut HUT Museum Indonesia ke-5 Tahun 2020. (Dok. Istimewa)

PADANG – Asosiasi Museum Indonesia (AMI) saat ini memiliki cabang pada 20 provinsi di Indonesia. Asosiasi Museum Indonesia Daerah Sumatera Barat (Amida Sumbar) sebagai salah satu cabangnya menggelar serangkaian acara di Sumbar dalam menyambut Hari Ulang Tahun Museum Indonesia ke-5 pada 12 Oktober 2020 nanti.

Noviyanty A., SH., MM., Ketua Amida Sumbar saat kami wawancarai melalui akun Whatsapp-nya pada Kamis (1/10/2020) mengatakan, “Amida Sumbar melaksanakan beberapa kegiatan yang menjadi rangkaian aktivitas setelah Musda bulan Juni yang lalu dengan mengikuti Rakor AMI dan Amida se-Indonesia untuk persiapan pelaksanaan HUT Museum Indonesia ke-5 yang digelar secara daring. Amida Sumbar menindaklanjutinya dengan melakukan Rakor Amida Sumbar, menghimpun video profil museum se-Sumbar, melakukan syuting video pendek durasi 1 menit untuk peringatan HUT Museum Indonesia ke-5 yang telah diserahkan pada tanggal 1 Oktober 2020 kepada Panitia HUT AMI ke-5 Tahun 2020. ”

“HUT Museum ke-5 mengangkat tema ‘Museum dan Solidaritas’, sejalan dengan tema tersebut Amida Sumbar melakukan kegiatan sosial pada Sabtu 26 September 2020 berupa pemberian 10 paket sembako oleh Ketua Amida Sumbar kepada petugas kebersihan Museum Adityawarman dan penyerahan masker, dan pada hari yang sama juga melakukan serangkaian syuting penampilan tari dari Sanggar Tari Permata Hati untuk ditayangkan secara virtual pada hari HUT Museum Indonesia,” kata Noviyanty.

Seperti dikatakan oleh Noyiyanty, di masa pandemi ini, pegiat museum, pemerhati museum, dan pengelola museum mendapat tantangan yang sangat berat, sehingga butuh kerja keras dan konsistensi semua pihak untuk mau dan siap berjuang melestarikan budaya, seni dan sejarah untuk keberlanjutan peradaban yang lebih baik di masa yang akan datang. Namun situasi dan kondisi pandemi covid-19 ini kembali membuka mata kita untuk melihat masa lalu yang dengan segala keterbatasan masih mampu melahirkan karya cipta dan karsa yang diungkapkan oleh leluhur kita melalui kearifan lokal yang sangat bernilai tinggi berupa benda-benda peninggalan sejarah, seni dan budaya yang digelar di ruang-ruang pameran museum. Kenapa kita tidak ambil semangat peradaban masa lalu ini untuk menghadapi tantangan pada masa yang akan datang agar kehidupan berbudaya dan berkesenian menjadi sejarah yang bisa dibanggakan bagi anak negeri ini pada masa datang.

Noviyanty juga mengatakan bahwa Amida Sumbar mendukung dan mensinergikan program dan kegiatan dengan AMI dengan tetap konsisten memberikan dukungan penuh kepada pengembangan dan kemajuan Museum Sumbar khususnya, Museum Indonesia pada umumnya, juga membenahi manajemen pengelolaan museum, SDM pengelola, penataan ruang pamer, publikasi, packaging, anggaran, dan fasilitas pendukung lainnya, dan mewujudkan museum yang representatif sebagai sumber ilmu, sumber informasi, sumber kreatifitas generasi muda, baik terhadap museum pemerintah maupun museum non pemerintah khususnya di Sumbar.

Noviyanty mengakui sangat banyak manfaat yang dirasakan dengan adanya organisasi AMI ini, diantaranya; AMI telah mengadakan beberapa kali pertemuan secara nasional seperti Pertemuan Museum se-Indonesia di Yogyakarta yang membahas berbagai hal diantaranya soal managemen pengelolaan museum yang sangat penting untuk pengembangan museum di Indonesia, AMI berkontribusi untuk membahas regulasi dan aturan yang terkait dengan pengelolaan museum, seperti pembahasan Rancangan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2015 tentang Museum dengan Komisi X DPR-RI, Program Kerja AMI juga terkait rencana kegiatan untuk peningkatan dan pelatihan teknis SDM pengelola Museum seperti Tenaga Kurator, Konservator, Preparator, Registrar,  Pemandu, dan Marketing Museum, AMI akan membuat Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Museum untuk peningkatan kualitas SDM Pengurus dan Anggota sebagai pelaku dan pengelola Museum, Melakukan Virtual Meetting untuk mengatasi masalah pandemi covid-19 dengan Amida se Indonesia.

AMI juga memberikan bantuan masker kesehatan 500 peace dan masker kain 1000 peace, face shield 5 buah, dan alat semprot disinfectan 1 buah serta uang tunai untuk Amida se-Indonesia sebesar Rp. 2.500.000,-, memfasilitasi anggaran untuk revitalisasi museum non pemerintah sebesar Rp. 200.000.000,-  Tahun 2021-2022, untuk masing-masing Amida se-Indonesia, dan terus membangkitkan semangat dan menumbuhkembangkan museum Nusantara dengan program-programnya.

Saat ini Amida Sumbar juga tengah merampungkan feasibility study untuk pendirian Museum Bareh Solok, survei beberapa alternatif untuk kajian kelayakannya sudah dilakukan, dan juga aktif dalam memajukan Museum Tuanku Imam Bonjol.

Untuk menjalankan program kerja Amida Sumbar, Noviyanty menghadapi tantangan, karena pandemi Covid-19 masih terus menunjukkan peningkatan. Selain itu juga karena minimnya anggaran dan fasilitas pendukung, SDM Teknis Pengelola Museum sangat sedikit, dukungan pemerintah daerah masih kurang, dan museum masih belum menjadi objek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Namun Noviyanty tetap optimis karena sudah ada dukungan Anggaran Pemerintah Pusat untuk Revitalisasi Museum sejak 2012 dan DAK Nonfisik Museum dari Pemerintah Pusat sejak 2019 sampai sekarang. Juga di masa pandemi ini, AMI Pusat terus  memberikan dukungan terhadap Amida se-Indonesia dan membahas permasalahan museum dengan melaksanakan Rapim dan Rakor.

(Dilaporkan oleh Muhammad Fadhli)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait