KUPANG, beritalima.com — Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali mengalami deflasi bulan ke bulan (mtm) sebesar 0,25%.
“Pada Agustus 2024 dibandingkan Juli 2024 secara mon to mont NTT mengalami deflasi sebesar 0,25%. Jadi deflasi kita pada bulan Agustus ini merupakan deflasi yang ketujuh selama tahun 2024”, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Timur Matamira B. Kale, saat konferensi pers di Aula Kantor BPS NTT pada Selasa (2/8).
Ia menjelaskan, menurut kelompok pengeluaran penyebab deflasi mont o mont Agustus 2024 adalah dari kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami deflasi. Jadi deflasi kelompok ini sebesar 0,69%.
“Jika kita lihat andilnya terhadap angka deflasi total dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau itu andilnya 0,26%. Sedangkan pada kelompok pengeluaran andilnya cukup kecil mendekati 0 persen”, katanya.
Selanjutnya, untuk inflasi tahun kalender jadi kumulatif dari Januari hingga Agustus 2024, juga mengalami deflasi sebesar mengalami deflasi 0,06%.
“Artinya, perubahan harga sampai dengan bulan ini secara umum lebih rendah dibandingkan dengan akhir tahun 2023. Jadi pembandingnya ke akhir tahun 2023”, ungkapnya.
Selanjutnya, pada Agustus 2024 inflasi tahun ke tahun Provinsi NTT sebesar 1,22%. “Tadi di level nasional masih diatas 2%. Jadi bapak/ibu seperti inflasi tahun ke tahun pada bulan Juli 2024 lalu. Inflasi bulan ini juga masih dibawa batas target inflasi tahun ke tahun yang ditentukan oleh pemerintah 2,5% plus minus 1%”, jelasnya.
Jika dilihat berdasarkan kelompok pengeluaran, lanjut dia, inflasi tahun ke tahun pada Agustus 2024 terbesar dari kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya itu 6,15%, kemudian diikuti oleh kelompok penyediaan makanan minuman atau restoran sebesar 4,02%.
Dilihat dari andil atau sumbangannya terhadap inflasi yang terjadi pada Agustus 2024 ini kelompok dengan andil terbesar adalah masih kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,44%, diikuti oleh kelompok peralatan pribadi dan jasa lainnya 0,35% dan kelompok penyediaan makanan dan minuman andil 0,2%.
Selanjutnya, perkembangan inflasi menurut kota indeks harga konsumen (IHK) pada kondisi Agustus 2024, inflasi tahun ke tahun terbesar di Kota Kupang, yaitu 2,15%, Timor Tengah Selatan (TTS) mengalami deflasi 0,88%.
“Deflasi sudah lebih kecil dibanding deflasi bulan Juli 2024. Jadi penyebab utama deflasi di Kabupaten TTS adalah dari kelompok makanan, minuman dan tembakau 1,31%”, ujarnya
Inflasi bulan ke bulan pada Agustus 2024, kata Matamira Kale, hanya Kota Waingapu yang mengalami inflasi yaitu 0,12%. Sedangkan kota inflasi lainya mengalami deflasi. Dan yang terdalam adalah deflasi di Kota Kupang 0,36%. (L. Ng. Mbuhang)