NTT Banyak Obyek Wisata, Butuh Rute Penerbangan Internasional

  • Whatsapp

KUPANG, beritalima.com – Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki banyak obyek wisata yang menarik baik itu alam, budaya maupun baharinya. Namun belum ada penerbangan internasional langsung ke NTT. Karena itu, membutuhkan penerbangan internasional untuk memperlancar arus wisatawan asing.
Hal itu disampaikan Gubernur NTT, Frans Lebu Raya saat sosialisasi Transport Tourism Stimulus Package Kementerian Pariwisata bersama Judi Rifancantoro, Staf Khusus Menteri Pariwisata Bidang Infrastruktur di Ruang Rapat Gubernur, Rabu (8/3).

“NTT punya banyak obyek wisata yang menarik baik itu alam, budaya, maupun bahari. Namun, sampai saat ini belum ada rute penerbangan internasional ke NTT. Penerbangan langsung misal dari Singapura tentu akan semakin mendorong roda perekonomian daerah ini”, kata Lebu Raya.
Frans juga memberi apresiasi dengan ditetapkannya Labuan Bajo sebagai salah satu dari 10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional. Dalam tahun ini, kata Frans, pihaknya akan menyelenggarakan sejumlah kegiatan berskala internasional yakni Soekarno Month di Kota Ende, Tour de Flores, serta Festival Tenun Ikat dan Parade Kuda Sandelwood di Sumba.

Festival Tenun Ikat di Pulau Sumba rencananya akan dihadiri oleh Presiden Jokowi dan para Duta Besar. “ Kami mengharapkan agar Badan Otorita Pariwisata Flores segera dibentuk, untuk mempercepat pertumbuhan pariwisata di daerah ini”, kata Lebu Raya.
Menanggapi hal tersebut, Yudi Rifancantoro mengatakan tujuan dari Program Transport Tourism Package adalah untuk meningkatkan daya angkut udara Wisatawan Asing dari pasar – pasar potensial luar negeri, langsung menuju daerah – daerah destinasi.

“Kementerian Pariwisata menargetkan kunjungan turis pada tahun 2017 sebesar 15 juta orang. Ditargetkan International Flight Seat (Kursi Penerbangan Internasional) sebesar 24 juta, namun yang disediakan Kementerian Perbubungan hanya sebesar 22 juta seat. Kapasitas dua pintu utama penerbangan internasional yakni Denpasar dan Cengkareng sudah sangat padat dan terbatas. Karena itu kita ingin mengembangkan Bandara Internasional di daerah destinasi pariwisata yang prospektif dengan bekerja sama dengan Kemenhub, Angkasa Pura, Maskapai Penerbangan dan Pemerintah Daerah demi mengejar kekurangan seat internasional tersebut” jelas Yudi.

Untuk memuluskan agenda tersebut, lanjut Judi, Kementerian Pariwisata menyiapkan dua stimulus yakni Joint Promotion dan Insentif Hardselling.

“Joint promotion ditujukan bagi penerbangan rute regular baru, biaya promosi Maskapai untuk rute internasional di luar Denpasar dan Cengkareng akan ditalangi oleh Kemenpar. Sementara pola Insentif hardselling ditujukan untuk Maskapai Charteran Internasional langsung ke tujuan destinasi wisata, di mana Kemenpar akan memberikan insentif uang per penumpang kepada maskapai tersebut. Kami juga mengharapkan peran serta Pemerintah Daerah berupa kesiapan atraksi budaya, akomodasi, infrastruktur dan keramahan masyarakat,” pungkas Yudi.

Sementara itu, Robert D. Waloni, Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang Aksesibilitas Udara menghimbau agar Pemerintah Provinsi NTT melakukan berbagai upaya dalam merawat keaslian dan keindahan alam, budaya dan bahari di NTT.

“ Yang tak kalah penting, Pemerintah harus segera mengupayakan dan memikirkan lahan bagi pendirian bandara berskala besar di NTT. Konektivitas udara merupakan salah unsur penting dalam pengembangan pariwisata karena 80 persen wisatawan menggunakan transportasi udara” jelasnya. (Ang)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *