KUPANG, beritalima.com – Dalam budidaya ubi ungu, untuk areal seluas satu hektar akan menghasilkan kurang lebih 100 ton. Oleh karena itu, budidaya ubi ungu sangat menguntungkan. Apalagi, kondisi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang kering sangat cocok untuk budidaya ubi ungu.
Hal itu disampaikan, Zet Malelakh, Penemu Metode Pengembangan Ubi Ungu di Kupang, Jumat (17/3/2017) pekan lalu.
Dia mengatakan, pasar ubi ungu tak perlu diragukan lagi. Saat ini total yang dipasarkan, baik di NTT, luar NTT maupun ke luar negeri sudah mencapai 1.000 ton.
“ Sebanyak 1.000 ton yang sudah dipasarkan ini merupakan hasil budidaya di beberapa daerah, seperti Kabupaten Kupang, daratan Sumba, Rote, Alor dan Timor Tengah Selatan”, kata Zet yang juga Doses Fakultas Pertanian Universitas Kristen Artha Wacana Kupang ini menjelaskan.
Menurutnya, budidaya ubi ungu sudah tersebar di 22 kabupaten/kota di NTT.
Jumlah ini akan terus meningkat, mengingat ubi ungu yang dikembangkan Iban Medah Foundation ini terus melakukann pembibitan. Bahkan, setiap kabupaten/kota akan mempunyai pusat pembibitan sendiri.
Ia memilih mengembangkan ubi ungu yang sangat potensial. Pasalnya, ubi ungu bisa menggantikan beras. Karena jenis umbi – umbian ini bisa diubah menjadi beras dengan menggunakan teknologi.
“ Saya yang menggulirkan ubi ungu untuk Pak Ibrahim Medah itu tiga tahun risetnya. Dan hari ini 100 ton per hektar. Ini kenyataan. Sampai saat ini,” kata Zet menambahkan.
Dikatakannya, masyarakat tak perlu ragu soal pasar, karena pasar dalam daerah sendiri belum terpenuhi. Pasar luar daerah pun sangat potensial. Bahkan, saat ini sudah ada permintaan dari Singapura dan Korea Selatan.
Menurutnya, ubi ungu adalah salah satu produk pertanian yang tidak mengeluarkan investasi yang mahal. Dan, saat ini sudah 20-an juta anakan disebar ke seluruh daerah di NTT. Pasalnya, Iban Medah ingin menjadikan NTT sebagai daerah pertanian yang potensial.
Dalam pengembangan pertanian, ia mencontoh Israel. “ Israel memperkuat pertanian, baru dia undang masuk orang untuk datang lihat. Jadilah wisata anggur di Israel. Jadi pertanian yang menjadi lokomotif. Kalau Pak Iban jadi Gubernur, pertanian dikembangkan besar – besaran. Teknologi disiapkan, rakyat tinggal kerja,” ujarnya. (Ang)