KUPANG, beritalima.com – Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang (BMKG) memprakirakan wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur secara umum akan memasuki musim kemarau pada April 2024.
Sedangkan puncak musim kemarau 2024 di Nusa Tenggara Timur diprakirakan pada umumnya Normal terjadi pada Agustus 2024.
Hal itu disampaikan Kepala Stasiun Klimatologi (BMKG) Kelas II Kupang, Rahmattulloh Adji, dalam acara Rilis Prakiraan Musim Kemarau Tahun 2024 Provinsi NTT di Kantor Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (26/3/2024).
Dalam acara tersebut diikuti secara daring oleh Kepala Pelaksana BPBD Provinsi NTT Ambrosius Kodo, Dinas Pertanian NTT, serta dinas terkait kabupaten/kota se-NTT.
Selain itu, dalam acara tersebut juga hadir secara langsung di Kantor Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang, yakni Ketua Kelompok Tani Leo Babongik Pukdale, dan Koordinator Umum Kelompok Tani Oesao Benny Ndaomanu.
Adji menjelaskan, hingga awal Maret 2074, pemantauan terhadap anomali iklim global di Samudera Pasifik menunjukkan El-Nino moderat masih berlangsung dengan nilai indeks 1,59. Sedangkan di Samudera Hindia, pemantauan suhu muka laut menunjukkan kondisi IOD Netral.
Fenomena El Nino tersebut diprediksi akan segera menuju Netral pada periode Juni hingga Juli 2024, dan setelah triwulan ketiga (Juli Agustus-September) 2024 berpotensi beralih menjadi La Nina- Lemah.
Sementara itu, kondisi Indian Ocean Dipole (IOD) diprediksi akan tetap netral setidaknya hingga September 2024. Sedangkanı kondisi suhu muka laut di Indonesia, diprediksikan berada dalam kondisi yang lebih hangat, dengan kisaran +0.5 hingga +2.0 derajat Celcius lebih hangat dan kondisi normalnya.
Awal musim kemarau umumnya berkait erat dengan peralihan Angin Baratan (Monsun Asia) menjadi Angin Timuran Monsun Australia). BMKG memprediksi Awal Musim Kemarau terjadi seiring aktifnya Monsun Australia pada April 2024 yang akan dimulai dari wilayah Nusa Tenggara dan Bali.
Jika dibandingkan terhadap rerata klimatologis, Awal Musim Kemarau (periode 1991-2020), maka Awal Musim Kemarau 2024 di Nusa Tenggara Timur diperkirakan maju pada 10 ZOM (35,71%), sama dengan normalnya pada 11 ZOM (39,29%) dan mundur pada 7 ZOM (25,00%).
“Wilayah yang awal kemaraunya diprediksikan maju yaitu sebagian kecil Kabupaten Manggarai Barat, sebagian Kabupaten Manggarai, sebagian kecil Kabupaten Manggarai Timur, Kabupaten Ngada, sebagian kecil Kabupaten Nagekeo, sebagian besar Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Sumba Barat Daya, sebagian besar Kabupaten Sumba Barat, sebagian kecil Kabupaten Sumba Timur, Kota Kupang, sebagian Kabupaten Kupang, sebagian Kabupaten. Timor Tengah Selatan, sebagian kecil Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Belu dan sebagian Kabupaten Malaka”, kata Adji menambahkan.
Apabila dibandingkan terhadap rerata klimatologis (periode 1991-2020), maka secara umum Musim Kemarau 2024 diprediksikan bersifat normal atau sama dengan rerata klimatologisnya sebanyak 26 ZOM (92,84%), namun terdapat 1 ZOM (3,57%) yang diprediksikan akan bersifat ATAS NORMAL (Musim kemarau lebih basah, yaitu curah hujan lebih tinggi dari reratanya) dan sejumlah 1 ZOM (3,57%) diprediksikan akan bersifat bawa normal (Musim kemarau lebih kering, yaitu curah hujan lebih rendah dari reratanya) Wilayah yang diprediksi mengalami sifat musim kemarau di bawah normal yaitu sebagian kecil Kabupaten Timor Tengah Selatan sebagian kecil Kabupaten Timor Tengah Utara dan sebagian Kabupaten Malaka.
Ia menambahkan, puncak musim kemarau 2024 di wilayah Nusa Tenggara Timur diperkirakan umumnya terjadi pada bulan Agustus 2024 sebanyak 18 ZOM (64,29%). Namun demikian, terdapat beberapa wilayah yang mengalami puncak Musim Kemarau pada bulan Juli 2024 sebanyak 9 ZOM (32,14%) dan September 2024 sebanyak 1 ZOM (3,57%). (*/L. Ng. Mbuhang)