KUPANG, beritalima.com – Gubernur NTT, Frans Lebu Raya mengatakan, Pemprov NTT berada di peringkat pertama tingkat nasional untuk produksi jagung tahun 2016 lalu.
“ Sekarang kita sedang membangun upaya khusus (Upsus) untuk penanaman jagung. Dan bersyukur kita mendapatkan dukungan yang besar dari pemerintah pusat dalam rangka mendorong pembangunan jagung di NTT,” kata Gubernur Frans Lebu Raya saat Dialog Pemerintah Provinsi dengan Pimpinan Kelembagaan Agama Provinsi NTT di Kupang belum lama ini.
Dikatakan Lebu Raya, Menteri Pertanian saat melakukan panen raya jagung dan kacang di Kabupaten Belu menyampaikan bahwa kabupaten Malaka adalah daerah yang luas untuk pengembangan jagung.
“ Mudah – mudahan dalam waktu dekat mulai dengan mekanisasi. Sekarang alat – alat berat sudah didrop ke sana. Nanti kita akam melihat mekanisasi paling tidak di dua kabupaten dulu. Karena waktu itu, pak menteri langsung perintahkan kirim 20 tracktor besar, loder serta alat penanaman jagung/mesin untuk menanam jagung”, kata Lebu Raya.
Menutunya, kebutuhan jagung tidak hanya untuk konsumsi tapi juga dikirim ke luar negeri. Karena itu, Bulog saat ini diperintahkan untuk membeli jagung. “ Jadi tidak sekedar beli beras tapi juga beli jagung bahkan cabe”, ujarnya.
Frans Lebu Raya mengatakan, produksi jagung tahun 2014 luas tanam 269.447 hektar, produksi 647.110, kemudian tahun 2015 luas lahan tanam 277.437 hektar, dengan produksi 685.081 ton. Dan pada tahun 2016 produksi jagung menurun menjadi 680 ribu ton.
Kepala Dinas Pertanian Nusa Tenggara Timur, Yohanis Tay Ruba mengatakan, untuk meningkatkan produksi jagung, pemerintah terus mendorong kelompok tani penangkar benih untuk menambah luas areal tanam, dan mendorong lahirnya kelompok tani baru.
Peningkatan produksi jagung ini juga dipicu adanya tekad pemerintah provinsi untuk menjadikan Nusa Tenggara Timur sebagai provinsi jagung.
Ia menambahkan, pada musim tanam periode Oktober 2016 hingga Maret 2017, luas lahan tanam 320 hektar dengan jumlah produksi jagung sebesar 680 ribu ton.
“ Produksi jagung sebesar 680 ton ini masih angka sementara. Jika dibanding tahun 2015 pada periode yang sama, baik dari luas tanam maupun produksi pada tahun 2016 ini meningkat. Dimana pada tahun 2015 dari luas tanam 280 hektar menjadi 320 hektar”, kata Tay Ruba. (Ang)