JAKARTA, Beritalima.com– Vaksinasi terapung yang dilakukan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mendapat dukungan dari Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. Vaksinasi harus sesuai dengan karakter geografis wilayah.
Vaksinasi terapung dilakukan Polda NTT, memanfaatkan kapal Direktorat Polisi Air (Ditpolair). Jajaran Polda NTT sudah menyuntikkan vaksin Covid kepada 2.003 warga pesisir di pulau-pulau terpencil.
“Langkah Polda NTT melakukan jemput bola kepada masyarakat di pulau-pulau kecil dan terpencil dengan vaksinasi terapung adalah solusi yang sangat tepat,” kata LaNyalla dalam keterangan pers yang diterima awak media akhir pekan ini.,
Menurut LaNyalla, cara seperti ini akan mempercepat program vaksinasi. LaNyalla menyebut langkah Polda NTT memberikan vaksinasi terapung kepada warga kepulauan yang umumnya bekerja sebagai nelayan dan petani rumput laut, sebagai bentuk ketepatan sasaran vaksin.
“Karena kalau warga yang tinggal di pulau kecil harus mendatangi kota untuk mendapat vaksin, rasanya cukup memberatkan. Mereka terkendala jarak. Untuk sampai ke kota mereka butuh waktu berjam-jam dengan kapal. Jadi, memang harus ada pendekatan seperti jemput bola ini,” papar LaNyalla.
Untuk memaksimalkan program vaksinasi terapung ini, LaNyalla menilai harus ada kerja sama dari berbagai instansi. Soalnya, semakin banyak gerakan vaksinasi terapung dilakukan, banyak pula warga pesisir yang terlindungi dari bahaya virus Corona (Covid-19).
“Karena armada Polda NTT terbatas, mereka baru bisa mendatangi 11 pulau dalam 4 bulan berlayar. Padahal di NTT, ada ratusan pulau-pulau kecil. Jadi, memang harus ada kerja sama dengan instansi atau lembaga yang memiliki armada kapal, seperti TNI, Basarnas, unit dari Kementerian Kelautan dan Perikanan,” jelas LaNyalla.
Menurut Senator dari Dapil Provasal Jawa Timur itu, Pemprov NTT serta masing-masing Pemda di NTT perlu mewadahi dan mengakomodir kerja sama vaksinasi terapung. Kapal yang berkeliling menyiapkan vaksin bagi warga di pulau kecil dan terpencil juga membantu target terciptanya herd immunity.
“Dengan kondisi geografis di NTT, vaksinasi keliling dengan kapal sangat efektif. Dan, akan semakin efektif apabila program vaksinasi terapung ini dibarengi sekaligus dengan penyaluran bansos dari pemerintah,” terang LaNyalla.
Ditambahkan, pendekatan langsung kepada masyarakat juga penting sebagai bentuk sosialisasi mengenai penerapan protokol kesehatan di era pandemi. Program vaksinasi terapung juga diharapkan dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan.
Jika memungkinkan gelar vaksinasi massal di pulau tempat sasaran. Jika penduduk di pulau itu sedikit, mungkin lebih efektif membawa warga untuk mendapatkan suntikan vaksin di kapal vaksinasi terapung.
“Program vaksinasi terapung seperti yang dilakukan di NTT ini harus diikuti daerah lain yang wilayahnya juga terdiri dari banyak pulau-pulau kecil,” demikian AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. (akhir)