Nurul Huda Tegaskan Permintaan Maaf Trans7 Tak Cukup Obati Kekecewaan Kiai dan Santri

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com – Viralnya tayangan program Xpose Uncensored di Trans7 yang dinilai melecehkan dan merendahkan martabat kiai serta pesantren, menuai kontroversi yang menyebabkan demo dimana-mana.

Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur Nurul Huda mengungkapkan keprihatinan yang mendalam. Huda menilai kejadian itu sebagai penistaan terhadap sistem pendidikan pesantren yang tumbuh sejak sebelum Indonesia merdeka.

“Penayangan itu jelas sangat merugikan dan menyakiti bagi para kiai, santri, serta masyarakat luas,” kata Huda.

Karena itu, Huda mendorong adanya proses hukum yang dijatuhkan kepada tayangan program Xpose Uncensored di Trans7 sehingga ada efek jera agar peristiwa serupa tidak terulang kembali.

“Kami mendorong agar masalah tersebut tetap diproses. Karena permintaan maaf tak cukup untuk mengobati kekecewaan kiai dan santri,” tukasnya.

Pengurus PW GP Ansor Jatim itu juga mendorong Komisi I DPR RI memanggil Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan meninjau ulang seluruh penyiaran Trans7.

“Kami juga mendorong agar Komisi I DPR RI segera melakukan pemanggilan terhadap KPI, untuk meninjau ulang seluruh tayangan atau penyiaran Trans7,” tandasnya.

Sebelumnya, dalam program Xpose Trans7 menayangkan video yang menampilkan para santri dan jamaah sedang menyalami kiai yang sedang duduk. Ada juga potongan video seorang kiai yang sedang turun dari mobil.

Menjadi pandangan yang tidak pantas yakni narasi suara dari video yang menyebut bahwa santri rela ngesot demi menyalami dan memberikan amplop kepada kiai. Menurut narator, kiai yang sudah kaya seharusnya yang memberikan amplop kepada santri.

Cuplikan tayangan itu langsung mendapat reaksi keras. Para netizen pun menyerukan boikot kepada Trans7.(Yul)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait