Nuzul Quran,Diawali Dengan Perintah Membaca Alam Terkembang Menjadi Guru

  • Whatsapp

Catatan: Yousri Nur Raja Agam *)
Nuzul Quran, mengingatkan kita untuk “membaca”. Surat yang pertama kali diturunkan Allah adalah Surat Al ‘Alaq. IQRA’ BISMIRABBIKALLADZI KHALAQ …….!Jadi kita diperintah Allah pertama kali sebagai petunjuk Allah di dalam Al Quran adalah *membaca*


Membaca yang *tersurat* dan yang *tersirat*.Tersurat artinya tertulis, terlihat dengan nyata.Tersirat, tidak tertulis, tetapi mempunyai makna.Kalau yang tersurat, bisa dalam bentuk huruf, aksara,  atau gambar.
Nah, yang tersirat, bentuknya misalnya, kata-kata atau kalimat bahasa kiasan. Ada juga dengan gerakan di alam. Misalnya, daun bergoyang di pohon, karena ditiup angin. Angin tentu tidak terlihat. Inilah salah satu contoh yang tersirat. 


Artinya, kita bisa membaca dari alam bahwa daun bergerak karena adanya angin. Kemudian kita pelajari, apa itu “angin”. Di sini kita memperoleh pengtahuan dari yang tersirat, misalnya menjelaskan, bahwa angin adalah pergerakan udara dari yang bertekanan tinggi ke  udara tang bertekanan rendah.


Contoh lain, kita melihat air yang mengalir. Berarti aliran air itu pasti dari daerah yang kebih tinggi menuju ke tempat yang lebih rendah.
Bahkan, dalam pepatah masyarakat Minangkabau, tersirat itu lebih mendalam lagi. Bisa dimaknai sebagai mengetahui sesuatu yang belum terjadi. Atau mengetahui sesuatu yang belum jelas.


Disebutkan: *”Alun takilek alah takalam”* (belum berkilau sudah gelap) — arti kalimat inipun masih perlu diterjemahkan lagi. Sehingga ada terusan dari kalimat ini, yaitu: *”takilek ikan di lauik, alah tau jantan batinonyo”* (terlihat sekilas ikan di laut, sudah bisa mengetahui jenis kelaminnya, jantan atau betina). 


Bayangkan, betapa dalam makna yang terkandung dalam pepatah Minangkabau itu. Arti tersirat dalam bahasa alam itu sungguh hebat. Bisa mengetahui yang tidak terlihat secara. Di sini, tersirat itu juga berarti *penglihatan secara batin* atau *gaib*.
Pepatah Jawa juga ada yang menggambarkan kata *tersirat* itu. Misalnya: *”Weruh saderenge pinarah”* (Sudah tahu sebelum terjadi).
Dan masih banyak contoh lain tentang kata  *tersirat* itu.Maka, marilah lita terus membaca dan membaca. Baik yang tersurat maupun yang tersirat.


Selamat menerjemahkan arti  *Iqra’* lebih mendalam, mengapa perintah Allah di dalam Al Quran adalah membaca.
Saya berpesan kepada kita semua: “Marilah kita menjadi manusia penyebar ilmu yang bermanfaat, untuk membentuk insan yang bermartabat”. Dan harus selalu diingat, jika kita kaya harus bermanfaat, walaupun miskin tetap bermartabat”. 


Jadi, singkatnya: *Kaya bermanfaat* dan *miskin bermartabat*, Kita harus selalu menyatukan antara kata *bermanfaat* dengan *bermartabat*.
Maka dengan berfikiran seperti yang dituangkan di dalam Al Quran, kita wajib untuk membaca apa yang terlihat di alam ini. Ingat wasiat nenek moyang kita: Alam terkembang menjadi guru.
*) Yousri Nur Raja Agam* — Sang penyebar ilmu yang bermanfaat, guna membentuk insan yang bermartabat.(**)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait