SURABAYQ, beritalima.com – Memperingati hari kelahiran presiden pertama Indonesia, Ir Soekarno, yang jatuh pada 6 Juni, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi melakukan doa bersama dan tabur bunga di makam sang proklamator kemerdekaan Indonesia tersebut di Kota Blitar, Sabtu (5/6/2021) malam. Di pusara Bung Karno tersebut, Wali Kota Eri dengan khusyuk memanjatkan doa untuk Bangsa Indonesia khususnya Kota Pahlawan.
Mengenakan baju seragam PDI Perjuangan warna merah lengan panjang dan songkok hitam, Mas Eri, sapaan akrab Wali Kota Eri, tiba di makam sang proklamator sekitar pukul 20.00 WIB. Turut mendampingi dalam ziarah tersebut Ketua DPRD Kota Surabaya yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya, Adi Sutarwijono dan Ketua DPC Taruna Merah Putih (TMP) Kota Surabaya, Aryo Seno Bagaskoro.
Sesampai di komplek makam Bung Karno, Mas Eri langsung menuju makam. Di tengah temaram lampu makam, Eri khusyuk mendoakan arwah Bung Karno. Bacaan tahlil dan kalimat-kalimat thayyibah terdengar dari mulut Mas Eri dan rombongan. Mas Eri juga mimpin doa dengan khusyuk yang diamini para rombongan.
Usai berdoa, Mas Eri menabur bunga kenanga, melati, dan mawar ke makam Bung Karno. Dia juga menaburkan bunga ke makam Ida Ayu Nyoman Rai dan Raden Soekemi Sosrodihardjo yang merupakan ayah dan ibu kandung Bung Karno. Makam itu berada di sebelah kiri dan kanan makam Bung Karno.
“Seperti yang kita ketahui, tanggal 6 Juni merupakan hari lahir Bung Karno. Pada malam hari ini, kita datang untuk doa bersama atau nyekar ke makam Bung Karno. Kita berdoa kepada Allah SWT, semoga Bangsa Indonesia bisa bebas dari pandemi Covid-19 dan Bangsa Indonesia dijadikan bangsa yang baldatun thoyibatun warobbun ghofur. Khususnya Kota Surabaya juga dijadikan kota yang bahagia, ramah dan juga baldatun thoyibatun warobbun ghofur,” ujar Mas Eri, ditemui usai ziarah.
Setiap datang ke makam Bung Karno, lanjutnya, dirinya selalu diingatkan akan sejarah bagaimana perjuangan Bung Karno, bagaimana gotong royong, bagaimana trisakti yang selalu diucapkan Bung Karno dan jiwa-jiwa Pancasilanya. Oleh karena itu, sebagai kepala daerah harus selalu mengingat pesan apa yang disampaikan Bung Karno tersebut.
“Ketika datang kesini (makam Bung Karno, red), otomatis kita diingatkan apa saja yang diajarkan Bung Karno. Yakni kepentingan wong cilik di atas kepentinga pribadi atau golongan. Selain itu, kebahagiaan wong cilik itu menjadi tujuan seluruh pemimpin yang dicita-citakan Bung Karno. Sebagai pemimpin Kota Surabaya, saya akan memperjuangkan kepentingan wong cilik dengan cara bergotong royong,” ungkapnya.
Mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini memberikan contoh konkrit perjuangan untuk kepentingan wong cilik tersebut. Diantaranya memberikan kesejahteraan warga melalui kesehatan gratis dengan BPJS, kemudian pendidikan gratis dan menjalankan pergerakan ekonomi dimassa pandemi.
“Dimassa pandemi ini, menggerakkan ekonomi melalui koperasi dan pengembangan UMKM sangatlah penting. Karena pergerakan ekonomi dari bawah yang melibatkan seluruh UMKM, maka pergerakan ekonomi akan bisa berjalan dan ekonomi bangsa akan bisa bergerak. Di Surabaya saya ingin mewujudkan itu dulu, untuk kepentingan dan kesejahteraan warga Surabaya,” tegasnya.
Sebelum melakukan ziarah ke makam Bung Karno, Wali Kota Eri sempat bertemu dengan Wakil Bupati Blitar Rahmat Santoso, di Pendopo Agung Ronggo Hadinegoro yang terletak di utara alun-alun Kota Blitar. Dalam pertemuan itu, antara Wali Kota Eri can Wakil Bupati Blitar membahas rencana kerjasama dua daerah. Seperti tentang reformasi birokrasi dan pemberdayaan ekonomi.
Sementara itu, kedatangannya ke Kota Blitar juga di manfaatkan Mas Eri untuk melihat tempat bersejarah yang berhubungan dengan Bung Karno. Salah satunya melihat-lihat kamar yang dulu pernah ditempati Bung Karno di Hotel Tugu Sri Lestari.
Dalam kamar tersebut ada banyak benda-benda yang identik dengan Bung Karno dapat ditemukan di sini. Misalnya tongkat dan topi sang proklamator, yang disumbang khusus oleh keluarga presiden. Juga aneka buku, surat, foto, lukisan dan tembikar pecah belah yang berkaitan erat atau pernah menjadi koleksi pribadi sang proklamator.
“Di kamar Bung Karno tersebut, banyak buku-buku karya beliau. Disana banyak sejarah yang ditulis. Dari buku-buku karya Bung Karno semangat saya sebagai wali kota Surabaya semakin menggelora, apa yang harus saya lakukan untuk warga Surabaya, seperti apa yang dicontohkan Bung Karno. Insya Allah apa yang dituliskan dalam buku karya beliau itu akan menjadi pembelajaran bagi saya, menjadi acuan untuk membahagiakan masyarakat Kota Surabaya,” tandasnya. (*)