Oleh:
Rudi S Kamri
Syukur alhamdulillah Puji Tuhan hari ini saudara-saudara kita 238 WNI dari Wuhan, Hubey China pukul 08.40 WIB telah mendarat di bandara Hang Nadim Batam. Sesaat kemudian mereka akan menuju ke hanggar kesehatan TNI di Kepulauan Natuna untuk menjalani observasi selama 14 hari untuk memastikan mereka aman dari paparan virus corona. Kita doakan semoga mereka sehat dan bisa kembali ke keluarga yang sedang cemas menunggu.
Keputusan Pemerintah menentukan Pangkalan Militer TNI di komplek Pangkalan Udara Raden Sajad Kepulauan Natuna untuk lokasi observasi adalah keputusan yang tepat. Pertama, fasilitas kesehatan di Pangkalan Militer tersebut sudah lengkap dan juga sudah dilengkapi fasilitas observasi sesuai dengan standar WHO. Kedua, lokasi Pangkalan Militer TNI tersebut jauh dari pemukiman penduduk. Ketiga, Kepulauan Natuna yang letaknya jauh adalah lokasi strategis untuk melokalisasi penyebaran virus apabila terjadi kasus yang tidak diinginkan.
Namun ada yang aneh dalam proses kemanusiaan yang sedang dilakukan oleh Pemerintah, yaitu komentar bodoh dari Wakil Bupati Natuna, Kepulauan Riau. Mesti bergelar Master dan sudah menjadi Pejabat Negara ternyata tidak menjamin sehatnya logika dan nurani seorang anak bangsa yang bermama NGESTI YUNI SUPRAPTI ini. Sebagai manusia Indonesia seharusnya dia punya empati terhadap saudara-saudara yang sedang dirundung masalah serius. Dan sebagai Pejabat Negara di daerah sangat tidak elok kalau secara terbuka menyatakan penolakan terhadap keputusan atasan di Pemerintah Pusat.
Ngesti Yuni adalah contoh Pejabat yang tidak punya etika ketatanegaraan dan rasa keindonesiaan serta nurani kemanusiaan. Ujaran penolakannya secara terbuka di hadapan media telah memprovokasi sebagian masyarakat Kepulauan Natuna. Ini sangat disesalkan dan memprihatinkan. Dan perilaku Ngesti Yuni adalah salah satu dampak negatif dari produk otonomi daerah yang kebablasan. Dia merasa dipilih langsung oleh rakyat sehingga merasa bisa seenaknya melawan Pemerintah Pusat.
Syukur alhamdulillah, Pemerintah Pusat yang diwakili Panglima TNI, Menteri Kesehatan dan Menteri Luar Negeri tegas bersikap. Penolakan Wakil Bupati yang merupakan kader GOLKAR ini dibungkam dengan tetap menunjuk Pangkalan Militer TNI di komplek Pangkalan Udara Raden Sajad Kepulauan Natuna sebagai lokasi observasi saudara kita dari Wuhan, China.
Saya berharap Bupati Kepulauan Natuna, Gubernur Kepulauan Riau menegur keras kekurangajaran Wakil Bupati Ngesti Yuni. Kalau perlu Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memberikan sanksi keras kepada Ngesti Yuni. Kalau dibiarkan akan menjadi preseden buruk bagi tata laksana hubungan Pusat dan Daerah. Dalam demokrasi tetap harus ada tata aturan khususnya yang menyangkut hubungan hirarki strutural di organisasi pemerintahan. Kalau tidak, rusak negeri ini akan terpecah jalan sendiri-sendiri.
Untuk saudara kita WNI dari Wuhan China, selamat datang di tanah air. Mudah-mudahan anda semua sehat dan lolos dari paparan virus corona. Dan segera kembali ke keluarga yang sedang cemas menunggu kedatangan anda di rumah.
Untuk Tim Evakuasi, saya mengucapkan terimakasih atas kerja kerasnya. Semoga Tuhan membalas budi baik Bapak-Ibu dan anda semua selalu sehat walafiat.
Untuk Ngesti Yuni …. SHAME ON YOU !!!
Salam SATU Indonesia
02022020