JAKARTA, Beritalima.com– Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Oesman Sapta Odang meresmikan International Association of Parliamentarians for Peace (IAPP) di Indonesia.
Peresmian dilakukan di Gedung Nusantara V Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (15/10). “Saya senang menjadi bagian mengupayakan terselenggaranya perdamaian abadi di dunia,” ucap Oesman Sapta.
Menurut senator Provinsi Kalimantan Barat tersebut, perdamaian abadi di dunia yang digagas Universal Peace Federation (UPF) sejalan dengan pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, konstitusi negara Republik Indonesia.
“Sejak merdeka, kami sudah menggariskan akan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,” tegas laki-laki kelahiran Sukadana, Kayong Utara, Kalimantan Barat, 18 Agustus 1950 tersebut.
OSO, demikian laki-laki berkaca mata akrab dipanggil mengatakan, para founding fathers negeri ini meyakini Indonesia tidak perlu condong ke salah satu dari dua ideologis yang sedang berseteru saat itu. “Tak memilih ideologis bukan berarti kami tidak punya ide dan gagasan diperjuangkan sebagai ideologi alternatif,” lontar dia.
Justru, kata OSO. para founding fathers telah sempurna dalam meramu unsur kemajemukan. Salah satu ciri khasnya yaitu membangun negara Indonesia dengan berbagai macam suku, bangsa, bahasa, agama, dan kebudayaan dalam lanskap ‘Bhinneka Tunggal Ika’.
“Gotong Royong sebagai ciri khas bangsa Indonesia adalah lafadz yang melahirkan Pancasila. Karakter inilah yang menjadi perekat dari Bhinneka Tunggal Ika. Gotong Royong pula yang menampilkan kemajemukan sebagai keindahan,” kata Ketua DPD RI ini.
Dia juga berharap semoga di negara kami, Indonesia, para aktivis dan pegiatnya menemukan inspirasi model-model alternatif solusi bagi negara-negara di dunia.
“Saya menyarankan untuk menggali sebanyak-banyaknya praktek-praktek yang telah dilakukan Indonesia untuk menangani konflik, berpemerintahan yang baik dan benar, serta solusi-solusi alternatif atas dampak-dampak negatif yang diciptakan modernisasi,” demikian Oesman Sapta. (akhir)