AMBON,beritalima.com, -Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wilayah Maluku bekerjasama dengan panitia Tanwir Muhammadiyah menyelenggarakan seminar nasional ekonomi syariah dengan tema “Arah dan Kebijakan Pengembangan Ekonomi Syariah di Indonesia” yang dilaksanakan di Gedung Ashari Ambon, Kamis (23/2).
Seminar tersebut dilakukan menjelang pelaksanaan Tanwir Muhammadiyah ini direncanakan berlangsung hingga tanggal 26 Februari 2017. Kegiatan tersebut digagas dalam rangka untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dan para pelaku bisnis di sektor syariah mengenai perkembangan terkini ekonomi syariah di Indonesia dan peluang serta potensi inspenstasi maupun bisnis ekonomi syariah dan lembaga jasa keuangan yang ada di daerah.
Seminar yang digelar tersebut dihadiri oleh kurang lebih 200 peserta yang terdiri dari unsur Majelis Ulama Indonesia (MUI), Yayasan Pendidikan Islam, Perguruan Tinggi Islam, Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), pengurus-pengurus muhammadiyah, para pelaku bisnis syariah di lembaga jasa keuangan maupun sekto rill dan para pengiat ekonomi syariah di provinsi maluku.
Mengawali sambutan dalam kegiatan tersebut, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Yunahar Ilyas mengapresiasi seminar nasional yang digelar oleh OJK Maluku yang bekerjasama dengan panitia Tanwir Muhammadiyah ini sebagai rangkaian acara Tanwir Muhammadiyah dan upaya untuk menumbuhkan perekonomian yang berbasis syariah di Maluku.
Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, kemudian dilanjutkan dengan keynote speech dari OJK Pusat.
“Di Indonesia jangan sampai hanya satu etnis atau satu agama yang berkuasa dalam bidang ekonomi. Bagaimana jalan keluar dan terobosan untuk menanggulangi tidak meratanya kesejahteraan ekonomi itu apalagi kesenjangan ekonomi masih sangat tinggi. Ini yang akan menyebabkan kesenjangan sosial di masyarakat. Kesenjangan-kesenjangan tersebut jangan sampai terjadi,” ujar Yunahar.
Persoalan ekonomi umat, kata Yunahar, hal itu merypakan persoalan yang kompleks, dan menurutnya umat Islam perlu terus menggerakkan daya saing ekonomi syariah di Indonesia. Diharapkan kedepannya perkembangan ekonomi syariah di Indonesia, khususnya di Maluku terus meningkat.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Departemen Perbankkan Syariah OJK, Ahmad Sukro menyampaikan bahwa ekonomi islami perkembangan global menunjukkan pertumbuhan dan peran yang semakin meningkat. Dimana pada tahun 2015, aset keuangan syariah secara global sebesar USD 2 triliun dan predisi tahun 2001 meningkat sebesar USD 3,5 triliun. Namun, Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia ini baru dapat menempati urutan ke 9 dalam top 10 islami financial asset.
Meski demikian, lanjut ahmad Syukro, diyakini Indonesia memiliki potensi sangat besar, bersama dengan Uni Arab Emirates (UAE), Kuwait, Bahrain dan Qatar. Indonesia dikelompokkan sebagai emerging leaders yakni negara-negara yang memiliki potensi besar dan mempengaruhi keuangan syariah global.
“Secara statistik industri keuangan syariah Indonesia terus mengalami pertumbuhan yang signifikan yaitu 29,65% selama tahun 2016 dari sebelumnya 19,94% pada tahun 2015. Khusus perbankkan tahun 2016 meningkat 20,3% sehingga Share total asset perbankkan syariah terhadap perbankkan nasional mencapai 5,33%,” paparnya.
Sementara di Maluku pada saat ini terdapat 2 kantor cabang bank syariah dengan 2 kantor cabang pembantu syariah dalam waktu dekat jumlah bank syariah akan bertambah dengan kehadiran 1 kantor cabang bank syariah baru.
“Total asset perbankkan syariah di provinsi maluku tumbuh sebesar 13,35% dari Rp. 436,19 miliar menjadi Rp. 494,41 miliar dibulan desember 2016.sementara total pembiayaan perbankkan syariah sebesar Rp. 109,27 miliar atau tumbuh 13,23% dan dana pihak ke 3 Rp. 354,95 miliar atau tumbuh 12,98% dibandingkan tahun 2015,” pungkasnya. (Lukman)