Oknum Guru MI NU Salafiyah Sempu Sudah Dilaporkan Ke Polisi

  • Whatsapp

BANYUWANGI, beritalima.com – Keluarga siswa kelas 4 sekolah MI NU Salafiyah berinisial DFM, anak dari pasangan suami istri (Pasutri), Agus Widiantoro (30) dan Sulistyowati (26), warga Dusun Krajan Desa Jambewangi Kecamatan Sempu Banyuwangi yang menjadi korban lemparan penghapus oknum guru AJ, ternyata sudah melapor ke polisi. Karena akibat kekerasan yang dilakukan oknum guru tersebut, bocah berusia 10 tahun itu mengalami luka berdarah pada bagian dahinya.

Sebagaimana diakui Kapolsek Sempu AKP Suhardi melalui Kanitreskrim Ipda Didik Suhendi. Bahwa pihaknya langsung mendapat laporan paska kejadian pada Sabtu (2/3/19) kemarin lusa.

“Memang kita sudah mendapatkan laporan dari pihak keluarga korban,” ujar Kanitreskrim Ipda Didik Suhendi.

Dikatakan Kanit Didik Suhendi, laporan tersebut masih dalam tahap penyelidikan dan dalam proses pengumpulan data lengkap dari korban. Untuk visum, memang sudah ada dan hasilnya korban memang mengalami luka robek di bagian dahi.

“Kalau dari laporan korban ini memang dilakukan oleh oknum guru yang berinisial AJ, tapi kita belum bisa pastikan kebenarannya,” ungkapnya kepada media ini, Rabu (6/3/19).

Ditambahkan Kanit Didik, untuk saat ini pihaknya masih terus memeriksa pelapor dan para saksi korban. Langkah yang dilakukan, akan memintai keterangan kepada para saksi yang melihat kejadian tersebut.

“Kita lakukan sesuai prosedur. Walaupun pelaku sebagai guru dan wakil ketua takmir masjid di Al Gufron Sempu,” tegasnya.

Sementara itu, menurut keterangan ibu korban, Sulistyowati, kejadian tersebut sangat memukul mental anaknya, bahkan anaknya menjadi trauma. Mengingat DFM tidak serumah dengan dirinya, karena selama ini tinggal dan dirawat neneknya mengingat ada faktor x dalam rumah tangganya.

“Mendengar anak saya terluka, langsung saya bawa ke Puskesmas Sempu supaya luka di dahi akibat lemparan penghapus mendapat perawatan dari dokter,” paparnya.

Sebenarnya, meski anak semata wayangnya terluka akibat arogansi seorang oknum guru tersebut, ia tidak mau persoalan ini dibawa ke ranah hukum. “Sebenarnya saya tidak mau melaporkan ke polisi, tapi saya hanya ingin kejadian seperti ini jangan sampai terulang lagi,” jelasnya.

(Bi)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *