Operasi Keselamatan 2024, Ditlantas Polda NTT Jaring 3.118 Pelanggar

  • Whatsapp

KUPANG, beritalima.com — Ditlantas Polda NTT telah selesai menyelenggarakan Operasi Keselamatan 2024.

Dalam operasi yang berlangsung 4 – 17 Maret 2024 ini polisi menindak sebanyak 3.118 pelanggar.

Hal tersebut disampaikan Dirlantas Polda NTT Kombes Pol Restika Pardamean Nainggolan, saat ditemui beritalima.com di ruang kerjanya, Kamis (22/3/2024).

Dia mengatakan, selama 14 hari Operasi Keselamatan sudah dilakukan penindakan dengan teguran simpatik 3.118 pelanggar.

Restika merincikan, dari 3.118 pelanggar terdiri atas roda dua didominasi tidak menggunakan helm sebanyak 1.865 pelanggar, pengendara dibawa umur 145 pelanggar, berkendara melawan arus 133 pelanggar, menggunakan handphone saat berkendara 112 pelanggar, berboncengan lebih dari satu orang 123 pelanggar, serta menggunakan knalpot racing sebanyak 77 kendaraan.

Sedangkan untuk roda empat tidak menggunakan seat belt sebanyak 288 pelanggar, menggunakan handphone saat berkendara 104 pelanggar, kelebihan muata 39 pelanggar.

“Semua ini rata-rata menggunakan teguran simpatik atau teguran tertulis karena memang cara bertindak untuk Operasi Keselamatan Turangga adalah preemtif dan preventif, baik itu sosialisasi supaya mengedukasi kepada masyarakat NTT secara keseluruhan bagaimana berkendaraan yang baik untuk mematuhi aturan yang berlaku, sehingga terciptanya keamanan dan ketertiban berlalu lintas.

Ia mengatakan, Operasi Keselamatan ini adalah untuk mengurangi angka kecelakaan lalu lintas yang cukup tinggi di Provinsi NTT.

“Kalau struktur jalan di wilayah NTT bagus semua. tidak menjadi kendala. Yang menjadi faktor utama dalam kecelakaan lalu lintas adalah human error. Human error bisa disebabkan, pertama dia lalainya, kedua pengaruh minuman keras (miras), dan ketiga hewan ternak”, kata dia menambahkan

Dikatakan Restika, Subdit Kamsel Ditlantas Polda NTT sudah beberapa kali melakukan sosialisasi ketertiban berlalu lintas, baik itu di tingkat SD, SMP, SMA/SMK, komunitas ojol online (ojol) bagaimana bisa mengingatkan masyarakat bahwa apabila memiliki anak dibawa umur jangan memberikan kendaraan.

Karena menggunakan kendaraan itu sama saja memberikan tiket untuk terjadinya Laka lantas. Kenapa demikian? Karena anak dibawa umur secara psikologi itu masih labil.

“Harapan saya, operasi keselamatan ini jangan dilihat dari jumlah pelanggarannya, tapi manfaatnya. Alhamdulilah, Puji Tuhan, dibanding triwulan 3 tahun 2023 jumlah kecelakaan lalu lintas menurun, meskipun penindakan dengan teguran simpati dan teguran tertulis ini meningkat”, ujarnya. (L. Ng. Mbuhang)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait