MALANG, beritalima.com- Program One Pesantren One Product (OPOP) Jatim, mengunjungi Ponpes Bahrul Maghfiroh Malang, Jumat 6 November 2020.
Pondok pesantren yang berada di Jalan Joyo Agung, Tlogomas, Kota Malang ini, memang terkenal sebagai pesantren berdikari. Sebab, hampir 5 persen kebutuhan operasional pendidikan ditopang dari hasil bisnis internal.
“Ke depan harapannya seperti disampaikan Prof Bisri tadi, hasil bisnis itu bisa menopang 20 persen dari keseluruhan kebutuhan operasional pendidikan di pesantren,” tutur Mohammad Ghofilin selaku Sekretaris Umum OPOP Jatim.
Ghofilin berharap, pondok pesantren Bahrul Maghfiroh bisa menjadi inspirasi bagi pesantren di sekitarnya. Pesantren lain bisa saling belajar terkait pengembangan bisnis.
“Kami harap pesantren yang sudah berdaya ekonomi bisa menjadi contoh dan teladan bagi ponpes sekitarnya. Kalau di Malang ya di Malang Raya,” ungkapnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh, Prof Dr Ir Mohammad Bisri, menjelaskan, perlu kesabaran dan strategi dalam mengembangkan bisnis di pesantren.
“Produk pertama kali itu budidaya lele. Gagal. Lalu kami didampingi oleh ahli peternakan lele Alhamdulillah sekarang bisa lebih baik mulai pembibitan hingga pembesaran,” terangnya.
Pihaknya juga mengembangkan Bahrul Maghfiroh Mart (BM Mart) yang menyediakan segala kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat dan santri. Ada juga produk pertanian budidaya jamur yang juga dikembangkan.
Bisri menambahkan, di pondoknya ada banyak produk yang telah terwujud dan berhasil dipasarkan. Namun, dari sekian banyak produk, satu produk unggulan yang dikenalkan adalah Keju Mozzarella.
“Produk unggulannya keju ini. Tidak gampang ya. Tapi ini kami tidak menyebutnya unit usaha. Ini laboratorium pengelolaan keju mozzarella,” tukasnya.
Alasannya, sambung Bisri, supaya santri dan alumni bisa belajar di laboratorium dan sekaligus belajar berwirausaha.
Santri siswa di pondoknya diajak untuk tidak hanya belajat teori tapi bisa mempraktikkan ilmu pengetahuan melalui laboratorium yang ada.
“Kalau pemasaran sudah di seluruh Indonesia. Yang paling besar di Jakarta. Kami buka gudang di sana,” ujar mantan Rektor Universitas Brawijaya itu.
OPOP Jatim berharap pondok pesantren Bahrul Maghfiroh bisa menjadi percontohan pesantren berdikari bagi pesantren lainnya yang ingin mengembangkan sektor bisnis untuk menunjang kebutuhan operasional pesantren. (*).