Ormas Parsindo Dibentuk Kawal Kinerja Pemerintah dan Suksesi Kepemimpinan Muda Indonesia 2024

  • Whatsapp

JAKARTA, beritalima.com —- Pasca pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019, Ketua Presidium The President Center (Relawan Jokowi-Amin) HM. Jusuf Rizal membentuk Ormas Parsindo (Organisasi Kemasyarakatan Perisai Swara Rakyat Indonesia) mengawal kinerja pemerintah dan suksesi kepemimpinan muda Indonesia tahun 2024. Lima tahun kedepan diprediksi Calon-calon Presiden akan diisi dengan figur-figur muda dan kinerja pemenang Pilpres 2019 perlu dikawal untuk Indonesia Maju

Dalam keterangannya kepada media di Jakarta Pendiri dan Presiden LSM LIRA (Lembaga Swadaya Masyarakat Lumbung Informasi Rakyat) dengan Rekor Muri itu (jaringan ada di 34 Propinsi dan 470 Kabupaten Kota) menyebutkan bahwa pemerintahan kedepan perlu dikawal dan dibantu masyarakat untuk mendorong transparansi pengelolaan negara. Pengelolaan yang profesional dan akuntable untuk Indonesia Maju.

“Masyarakat perlu proaktif membantu pemerintah agar apa yang menjadi cita-cita mencapai Indonesia maju dan mengejar ketertinggalan Indonesia dari negara-negara lain tercapai. Era digital memiliki peran penting yang dapat dimanfaatkan secara positif (bukan Hoax) tidak hanya membantu pemerintah, tapi juga menjembatani kepentingan rakyat dan pemerintah,” tegas pria yang juga menjadi Ketua Relawan Pekerja KSPSI (Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia) itu.

“Ormas Parsindo dengan jaringan Relawan yang dimiliki pasca Pilpres 2019 tetap bisa mengambil peran dalam berbuat untuk kemajuan bangsa Indonesia. Para relawan yang berada diluar system membantu dalam pengawasan bersinergi dengan penegak hukum, seperti Kejaksaan, Kepolisian, KPK maupun institusi lain mengawal pemerintahan Presiden terpilih untuk lima tahun kedepan,” tegas Pria Berdarah Madura-Batak itu.

Selain membantu Presiden terpilih 2019-2024, lebih lanjut menurutnya pada tahun 2024 Indonesia akan memasuki babak baru. Presiden terpilih tidak akan maju lagi. Figur-figur pemimpin muda diprediksi akan bertebaran. Karena itu Indonesia perlu mempersiapkan para pemimpin muda. Figur-figur muda Indonesia di tahun 2024 perlu mempersiapkan diri sejak dini untuk maju menjadi pemimpin masa depan.

Begitu juga partai-partai politik harus mempersiapkan kader-kader terbaiknya agar rakyat memiliki alternatif dalam memilih para pemimpin bagi kemajuan bangsa Indonesia dimasa mendatang. Partai politik sebagai wadah candradimuka harus sudah menggembleng kader-kader terbaik agar dapat menjadi kader penerus seperti yang dilakukan Partai Demokrat mempersiapkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Selain itu masyarakat juga perlu menilai figur-figur kepemimpinan yang dianggap mumpuni. Sekarang era millenial, Indonesia membutuhkan pemimpin yang muda, energik, visioner dan dinamis. Suksesi kepemimpinan 2024 harus mampu membawa Indonesia sebagai negara maju, tegas Jusuf Rizal yang juga Waketum KSPSI (Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia) dan Ketum Federasi Serikat Pekerja Transport Seluruh Indonesia (FSPTSI) itu

Lebih jauh, ujar Jusuf Rizal, figur-figur muda calon pemimpin 2024 antara lain Sandiaga Uno, Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo, Muhammad Zainul Majid (Tuan Guru Bajang), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Erick Tohir, Khofifah Indar Parawansa, Emil Dardak, Abdullah Aswar Anas dan masih banyak yang lain. Sebenarnya Romuhurmuzy (Eks Ketum PPP) merupakan salah satu figur pemimpin masa depan jika tidak bermasalah dengan hukum, paparnya.

Melalui Ormas Parsindo, tutur Jusuf Rizal selain membantu kinerja Pemerintah, nantinya akan turut berperan aktif meneropong dan mengikuti rekam jejak para calon-calon pemimpin masa depan untuk kemajuan bangsa. Ormas Parsindo akan membentuk jaringan hingga ke daerah yang pada akhirnya dapat menjadi basis dukungan bagi figur-figur yang dianggap memiliki potensi maupun elektabilitas yang baik.

Menyinggung banyaknya partai politik baru maupun lama yang tidak lolos Parlementary Threshold (PT) 4% dalam Pilpres 2019 menurut Jusuf Rizal cukup memprihatinkan. Dari pengalaman itu dapat dilihat nama besar belum tentu dapat mendongkrak suara. Tapi sebuah organisasi harus dapat menyentuh keinginan dan kebutuhan rakyat, selain juga memperhatikan faktor nasionalis dan religius. (rr)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *