KEFAMENANU, NTT beritalima.com – Wini adalah merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan Distrik Oekusi, Timor Leste, di Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Selain memiliki pantai yang indah, juga memiliki Tanjung Bastian yang merupakan kokasi arena lomba pacuan kuda yang menjadi agenda tahunan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Timor Tengah Utara.
Penyelenggaraan pacuan kuda piala Bupati Timor Tengah Utara yang ke – 12 tahun 2016 adalah untuk membangkitkan semangat dan minat masyarakat Timor Tengah Utara dan generasi penerus khusus dan masyarakat tetangga yang masih peduli terhadap ternak kuda yang berfungsi sebaga alat transportasi juga hiburan dan daya tarik wisata.
Dengan tujuan yaitu pertama, untuk membina rasa persaudaraan, persahabatan dan kesatuan sesama masyarakat. Kedua, mempromosikan obyek wisata sebagai kunjugan tempat wisata baik lokal maupun mancanegara, dan ketiga, meningkatkan arus kunjungan wisata sebagai ajang promosi kepariwisataan.
Menurut Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Timor Tengah Utara Yosefina Onda, peserta kejuaraan pacuan kuda tahun ini yang diundang 13 kabupaten/kota diantaranya Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Belu, Malaka, Rote Ndao, Ngada, Sumba Timur, Sumba Barat, Sumba Tengah, Sumba Barat Daya, dan negara Timor Leste. Namun selama kegiatan berlangsung ternyata hanya tiga kabupaten yang hadir untuk mengikuti lomba pacuan kuda jumlah kuda sebanyak 121 ekor, yakni Kabupaten Kupang sebanyak 26 ekor, Belu dan Malaka 33 ekor dan Timor Tengah Utara 62 ekor.
Pelaksanaan pacuan kuda ini untuk merebutkan piala bergilir Bupati TTU ke – 12 dan uang tunai bagi kuda standar dan kuda lokal. Yang dilaksanakan sejak 4 – 7 Agustus 2017. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, panitia menyediakan hadiah uang tunai sebesar Rp 134.500.000 untuk 17 standar dan kelas pemula.
Bupati Timor Tengah Utara, Raymunus Sau Fernadades mengatakan, iven pacuan kuda ini diharapkan supaya menggairahkan para petani peternak kita untuk membudidayakan kuda. “ Ternyata kuda ini berkurang dari waktu ke waktu. Awalnya tahun 2005 yang kita selenggarakan dengan jumlah kuda 79 ekor. Berkembang naik hampir 300 ekor pada tahun ke – 7 dan ke – 8. Teryata tahun ke – 12 jumlahnya semakin berkurang hanya 121 ekor. Dan itu dari daratan Timor secara keseluruhan”, ujarnya.
Oleh karena itu, ia meminta para petani peternak kuda di Timor Tengah Selatan menambah persilangan kuda supaya kwalitasnya tidak lagi seperti yang kita alami. “ Bagi kita kuda itu tidak hanya sekedar alat transportasi. Tapi kuda itu juga bagian dari gengsi dan martabat rakyat Timor Tengah Utara, yaitu Suku Dawan dan Suku Timor. Karena itu, melekat dengan budaya kit sehingga iven ini terus dilakukan.
Bupati Raymundus berjanji pada pelaksanaan lomba pacuan kuda tahun 2017, khusus untuk kuda lokal hadiahnya tidak diberikan hadiah dalam bentuk uang tunai, tetapi diberikan hadiah dalam bentuk sapi. Hal ini dimaksudkan agar membuat ekonomi pemilik kuda itu lebih baik.
“ Pada iven berikutnya untuk kuda lokal baik lokal A, B dan C bagi jawara I akan diberikan hadiah lima ekor sapi, jawara II akan mendapat hadiah tiga ekor sapi, dan jawara III satu ekor sapi”, ujarnya. (Ang)