SURABAYA, beritalima.com | Dr Ir Jamhadi, MBA, selaku Direktur Kadin Institute di bawah kepemimpinan La Nyalla Mahmud Mattaliti mengadakan pertemuan dengan delegasi bisnis Singapura pimpinan Mr Dato’ Seri Douglass Foo yang juga Chairman Singapore Manufacturing Federation (SMF) di Surabaya, Jumat (13/12/2019) siang.
Dalam pertemuan itu hadir pula Harry Sunogo (Konsul Kehormatan New Zealand yang juga CEO PT Sekar Laut, Tbk), I Gede Ngurah Swajaya (Duta Besar Indonesia untuk Singapura), Barlianto (Atase Ekonomi), dan Hadisusilo dari PT Sekar Laut Tbk perwakilan di Singapura.
Rombongan delegasi Singapura yang dipimpin Mr Douglass diantaranya Emmeline Lam (Senior Director Singapore Manufacturing Federation), Teo Eng Cheong (CEO International SJ), Hanif M Nomanbhoy (Director Nomanbhoy & Sons PTE, Ltd).
Selain itu Andrew R Tuah S.H, LLB (Hons) dari London dari DAU & TUAH Advocate & Soliticors, dan Patrick Tuah (Head, Practice Development & Finance dari Angeline Suparto Law Corporation).
Di hadapan Delegasi Singapura dan Dubes Indonesia untuk Singapura, Jamhadi menyampaikan beberapa program Kadin Institute, salah satunya di bidang riset dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM).
Dengan SDM terampil yang dimiliki Jawa Timur, Jamhadi meyakinkan bahwa pengusaha Singapura tak perlu khawatir untuk produktivitas tenaga kerja jika berinvestasi di Jatim.
Jamhadi juga memberikan testimoni tentang kemudahan berbisnis di Jawa Timur. Mengurus izin usaha, kata Jamhadi, tak butuh waktu lama.
“Mengurus izin usaha sudah memakai OSS (onlone single submission) dan begitu mudah. Setelah register secara online dapat NIB (nomor induk berusaha), lalu bikin komitmen urus ijin, maka dalam waktu 3 minggu pembangunan konstruksi bisa dimulai dan lancar,” ujar Tim Ahli Kadin Jawa Timur dan mantan Ketua Kadin Surabaya ini.
Kemudahan berbisnis dan produktivitas itu juga pernah disampaikan Jamhadi saat menerima kehadiran sejumlah mahasiswa dari National University of Singapore di Kadin Institute belum lama ini.
Hal lain yang disampaikan Jamhadi ialah meningkatkan kerjasama di sektor agrobisnis. Jawa Timur memiliki hasil pertanian dan perkebunan melimpah. Hasil itu bisa ditingkatkan lagi melalui pengembangan riset agar produktivitas pertanian dan perkebunan Jawa Timur meningkat sehingga harga lebih kompetitif.
“Kami optimis delegasi bisnis Singapura yang dipimpin Mr Douglass terus meningkatkn hubungan bisnis dan research serta digitalisasi 4.0 di Jatim, termasuk di KEK Singhasari,” lanjut CEO PT Tata Bumi Raya ini.
“Saat ini Singapura di posisi teratas dalam investasi dari 38 FDI (foreign direct investment) di Jatim dan terus ditingkatkan,” tambah dia yang juga Dewan Pembina Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) Jatim ini.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim menyebutkan, nilai ekspor non migas Jawa Timur ke Singapura selama Januari sampai Oktober 2019 mencapai USD 1,020 miliar dari total ekspor non migas Jatim mencapai USD 16,136 miliar. Nilai itu naik 17,65% dari periode yang sama tahun 2018 yang tercatat USD 867,241 juta.
Sedangkan nilai impor selama Januari sampai Oktober 2019 mencapai USD 563,740 juta dari total impor non migas Jatim sebesar USD 15,596 miliar. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018, ada penurunan 41,58% atau tercatat USD 965,817 juta. (Ganefo)