ACEH, Beritalima – Setelah terpilihnya Aceh sebagai salah destinasi wisata halal terbaik dunia versi International Travel Week (ITW) di Abu Dhabi Uni Emirat Arab tahun 2016 lalu, Aceh terus berbenah dalam mempromosikan daerahnya sebagai salah satu destinasi wisata yang aman, nyaman dan menarik yang berbasis halal bagi setiap wisatawan.
Kali ini Pemerintah Aceh bersama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota sebagai CEO di daerah serta stakeholder terkait lainnya terus melakukan berbagai promosi untuk mengenalkan daya tarik wisata yang berkarakter daerah dan alam, salah satunya pagelaran Saman 10.001 penari yang akan berlangsung Ahad, 13 Agustus mendatang.
Bupati Gayo Lues H. Ibnu Hasyim menyebutkan, hajatan Saman 10.001 penari akan dipusatkan di Stadion Seribu Bukit Kota Blangkejeren, Kabupaten Gayo Lues yang merupakan kelanjutan dari kesuksesan Saman 5.057 penari yang pernah digelar tahun 2014 silam dan tahun ini akan kembali tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI).
“Beberapa tamu dari pusat juga kita undang, salah satunya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan Ketua Komisi X DPR RI Teuku Riefky Harsya sudah dipastikan akan hadir sebagai bentuk dukungan pelestarian budaya dan pariwisata. Selain itu, tahun ini hajatan Saman juga akan kembali pecahkan rekor MURI,” ujarnya.
Adanya penyelenggaraan Saman 10.001 penari, sebut Ibnu sebagai salah satu upaya dan komitmen Pemerintah Kabupaten Gayo Lues bersama Pemerintah Aceh dalam rangka melestarikan, memelihara dan mempromosikan Tari Saman sebagai identitas daerah serta meningkatkan rasa cinta masyarakat terhadap tarian Saman yang telah mendunia.
“Penyelenggaraan Saman 10.001 penari pada tahun ini, selain disuguhkan dengan jumlah penari yang begitu banyak yang menarik antusiasme warga, masyarakat atau wisatawan yang hadir ke Gayo Lues juga bisa lebih dekat mengenal keindahan “Negeri Seribu Bukit” mulai dari alam, kopinya yang nikmat, serta berbagai produk unggulan sebagai daya tarik wisata dan budaya,” ungkap Ibnu Hasyim.
Gayo Lues yang terkenal dengan perpaduan alam dan hawa dingin juga tidak lepas dari destinasi Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), dimana telah menjadi daya tarik wisatawan mancanegara untuk mengunjungi dataran tinggi ini.
Adanya hajatan tari Saman ini, diharapkan juga banyak melirik wisatawan dapat berlama-lama di Gayo Lues dan menjajal pelbagai objek wisata serta mengeksplore sejarah panjang kehadiran tari Saman yang telah diakui oleh UNESCO sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda Dunia.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Reza Fahlevi mengungkapkan, kegiatan atraksi Saman 10.001 penari yang sudah menjadi bagian dari Calendar of Event (CoE) Aceh mampu menggugah masyarakat luas, baik wisatawan nusantara dan juga wisatawan mancanegara.
“Melalui pagelaran Saman 10.001 penari di Gayo Lues ini, kita harap semangat hajatan ini dapat menggugah masyarakat, khususnya para remaja Aceh untuk selalu mengingat Syech Saman yang telah berhasil mengharumkan negeri melalui karya terbaiknya, sekaligus bersemangat dalam membangun daerah menuju cita-cita anak negeri sesuai dengan gerakan Saman yang dinamis dan enerjik,” pungkasnya.
Selain itu, Reza juga memiliki harapan momen Saman tersebut bisa menjadi kesempatan luas dalam mempromosikan dan mengenalkan Gayo Lues sebaga daya tarik kunjungan wisatawan secara besar-besaran termasuk lewat media sosial.
“Kehadiran wisnus atau wisman ke Gayo Lues untuk melihat langsung tari Saman ini, juga harus dikemas semenarik mungkin sehingga mereka tidak hanya mengenal dan belajar langsung gerakan tarian Saman dengan masyarakat lokal, tapi dapat memahami filosofi setiap gerakan tari Saman yang penuh makna, sambil menikmati suguhan kuliner daerah,” imbuhnya,’’Aa79)