Pagelaran Seni Anti Narkoba – Deklarasi Desa Bersinar Warnai Puncak HANI di Sumenep

  • Whatsapp
Malam puncak HANI (Hari Anti Narkoba Internasional) 2019 selain gelaran seni anti narkoba juga deklarasi Desa "Bersinar" serta penyematan PIN bagi relawan dan pegiat anti narkoba di lapangan gotong royong Sumenep

SUMENEP, beritalima.com| Wakil Bupati Sumenep Achmad Fauzi, SH. mengucapkan terima kasih kepada Badan Narkotika Nasional Kabupaten Sumenep (BNNK Sumenep) atas diselenggarakannya kampanye stop narkoba dengan pendekatan yang berbeda, yaitu pendekatan melalui Pagelaran Seni Anti Narkoba bertempat di lapangan gotong royong Kabupaten Sumenep Madura Jawa timur, Sabtu (29/06) malam.

Wakil bupati Sumenep Achmad Fauzi menyampaikan, kejahatan narkoba sekarang ini sudah sangat luar biasa mengerikan. Maka, langkah yang harus ditempuh Selain memberantas penyalahgunaan narkoba, para pemuda diharapkan mewaspadai gerakan-gerakan radikalisme serta pemahaman ideologi dan agama yang salah. “Karena para penganut gerakan radkalisme juga menyasar para pemuda untuk melakukan aksinya.” kata Wabup Achmad Fauzi.

Karena zaman telah berubah, lanjut Bupati, tentu pembuat, pengedar bahkan pemakai juga mempunyai inovasi terbaru. Terkadang sebagai masyarakat umum tidak bisa membedakan, karena mereka berusaha keras supaya peredaran narkoba menyusup ke suatu wilayah.

“Berdasarkan informasi terbaru, saat ini sudah beredar 80 jenis narkoba. Hal itu karena sebuah inovasi, dengan bentuk permen dan serbuk dapat menjerat korbannya di kalangan masyarakat bawah, menengah dan atas bahkan oknum aparat negara,” papar Wabup.

Patut diwaspadai peredaran dan penyalahgunaan narkoba menggunakan media gawai (telepon pintar), bisa jadi digunakan sebagai alat untuk memesan obat-obatan terlarang, ujar Wabup Achmad Fauzi.

Wakil Bupati Sumenep mengharapkan, selaku Pemerintah Daerah beserta semua pihak bersinergi antara institusi pemerintah, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, pemuda dan pelajar SMP dan SMA juga ikut mengampanyekan stop narkoba.

Bahkan ada Desa “Bersinar”  (Desa bersih narkoba) tepatnya desa Beluk Ares kecamatan Ambunten Sumenep. Hal tersebut patut di apresiasi dan diacungi jempol. “Upaya nyata yang telah dilakukan desa Bersinar dalam mencegah peredaran gelap narkoba. Karena Desa Bersinar Desa Beluk Ares Pertama di Sumenep yang mendeklarasikan Desa Bersih Narkoba bahkan satu – satunya di Jawa timur” ucap Suami Nia Kurnia ini.

Dengan harapan, desa Bersinar akan terus bermunculan seiring waktu agar kabupaten Sumenep ini secara bersama sama melakukan pencegahan terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba

Sementara Bambang Sutrisno, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Sumenep mengungkapkan, dibutuhkan sebuah gerakan untuk menyadarkan umat manusia se-dunia, guna membangun solidaritas dalam rangka mencegah dan memberantas penyalahgunaan serta peredaran narkoba yang menjadi ancaman kehidupan berbangsa.

“Kami berusaha menggelorakan semangat membara seluruh komponen bangsa, sebagai langkah melawan peredaran dan penyalahgunaan narkoba,” harap Bambang.

Menurutnya, kejahatan narkoba tidak hanya dilakukan oleh perorangan, tapi bahkan melalui jaringan nasional maupun internasional, menembus perbatasan wilayah negara.

‘Penyalahgunaan narkoba di kalangan masyarakat sudah menimbulkan korban yang semakin meluas, terutama remaja, oknum ASN, prajurit TNI/POLRI, hingga lingkungan pesantren,” terang Bambang Sutrisno.

Bambang menjelaskan, berdasarkan informasi terbaru dari United Nations Office on Drugs Crime (UNODC) dalam World Drug Report 2017, sejak tahun 2009 hingga 2016 telah terdeteksi sebanyak 800 New Psichoactive Substances (NPS) yang beredar di dunia dan 80 narkotika jenis baru diantaranya sudah masuk dan beredar di Indonesia.

“Baru 74 narkotika jenis baru yang sudah masuk dalam Undang-undang, sehingga masih ada 6 jenis yang belum diundang-undangkan,” ungkapnya.

Bambang menegaskan, langkah-langkah nyata yang dilakukan BNNK Batang dalam upaya Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap narkoba (P4GN), melalui tindakan preventif guna memberikan kekebalan kepada masyarakat agar imun terhadap penyalahgunaan narkoba (Strategy Demand Reduction). Dan penegakan hukum yang tegas dan terukur, agar menimbulkan efek jera terhadap sindikat pengedar narkoba (Strategy Supply Reduction).

“Serta pendekatan pengurangan dampak buruk narkoba (Harm Reduction),” pungkas Kepala BNNK Sumenep Bambang Sutrisno.

Pada malam puncak Hari Anti Narkoba Internasional 2019 ini Undangan terdiri dari Forkopimda, semua kepala OPD, Camat, kepala Puskesmas, IMS (Ikatan Motor Sumenep) dan Komunikasi motor lainnya, komunitas band dan steak holder lainnya dan komunitas pegiat dan relawan anti Narkoba tidak kurang dari 500 undangan.

(An)

beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *