Pagelaran Seni Pertunjukan Distrait Ludruk

  • Whatsapp

MOJOKERTO, beritalima | Dalam beberapa tahun terakhir ini jarang sekali ada pagelaran seni ludruk, karena seperti diketahui bersama adanya virus covid 19 otomatis kegiatan seni tradisi ludruk jarang mendapatkan kesempatan manggung. Dalam kaitan ini,
Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur pada tanggal (24/2) telah menggelar seni tradisi ludruk Virtual di Kota Mojokerto. karya budaya Mojokerto dgn lakon Sabuk Inten Nagasasra.
Kepala Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur. Sinarto S.Kar.MM melalui Kepala UPT Laboratorium Pelatihan dan Pengembangan Kesenian Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Jawa Timur Efie Widjajanti menuturkan kegiatan pagelaran seni Ludruk itu digelar adalah untuk mengidenfikasi dan mereaktualisasi kembali kesenian – kesenian unggulan Daerah.

“Jadi kami mengidenfikasikan seni budaya ludruk yang ada di Jawa Timur yang masih berkembang,”tuturnya. Efie mengakui bila kesenian ludruk antara satu daerah dengan daerah lainnya memiliki ciri khas yang berbeda.

Di Jawa Timur ada sekitar 50 kesenian ludruk yang tercatat, sedangkan di Mojokerto ada 7 sampai 9 kesenian ludruk,”katanya.

Kesenian tradisi Ludruk juga untuk mengenalkan kepada gerasi muda yang sudah kehilangan seni budaya akibat pengaruh budaya luar, dia berharap dengan digelarnya pagelaran seni tradisi ludruk ini dapat menumbuhkan rasa kebanggaraan terhadap budaya bangsa ini, dan kedepannya bisa berpengaruh pada eksistensi pelaku di Jawa Timur khususnya di Kota Mojokerto,”tutup Efie.

Sekilas Sejarah Seni Ludruk Mojokerto

Ludruk Karya Budaya didirikan pada 29 Mei 1969 oleh Cak Bantoe Karya seorang anggota Polsek Jetis. Niat pendirian ludruk tersebut atas saran para tokoh masyarakat di Desa Canggu, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto. Desa Canggu memang situs desa seni ludruk, di desa ini sejak turun-temurun selalu ada paguyuban ludruk. Grup ludruk yang terakhir berdiri adalah Ludruk Kartika Sakti yang dibubarkan oleh pemerintah Orde Baru pada tahun 1965 karena dianggap Lekra. 56 Dengan maraknya ludruk yang diprakarsai oleh TNI dan Polri, tahun 1967 membuat para tokoh masyarakat di Desa Canggu Kecamatan Jetis Mojokerto tergerak hatinya untuk mendirikan organisasi ludruk. Di desa Canggu secara turun temurun sejak jaman penjajahan Belanda selalu berdiri grup ludruk. Maka diamanatkan pada Cak Bantu yang kebetulan anggota Polsek Jetis untuk mendirikan grup ludruk. Tepatnya tanggal 29 Mei 1969 berdirilah ludruk yang diberi nama Karya Budaya dipimpin oleh cak Bantu binaan polsek jetis. (u)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait