Pakar Gizi UNAIR: Susu Bukan Satu-satunya Sumber Pemenuhan Zat Gizi

  • Whatsapp

SURABAYA, Beritalima.com |
Pandemi Covid-19 masih menjadi permasalahan yang harus dihadapi di berbagai dunia salah satunya Indonesia. Bertambahnya kasus angka positif Covid-19 seiring dengan berjalannya informasi mengenai cara untuk sembuh dari virus tersebut. Bahkan beberapa waktu lalu beredar video masyarakat menyerbu salah satu pusat perbelanjaan, dan melakukan panic buying terhadap salah satu brand susu yang konon katanya dapat menyembuhkan Covid-19.

Stefania Widya Setyaningtyas, S.Gz, MPH. seorang ahli gizi mengatakan bahwa susu merupakan salah satu bahan makanan sumber protein, kalsium, dan vitamin D. Tetapi susu bukanlah satu-satunya sumber yang dapat memenuhi zat gizi tersebut.

“Ketika Anda tidak bisa minum susu atau tidak tersedia susu untuk memenuhi zat gizi, dapat diganti dengan sumber lain misal tahu, tempe, daging, kacang-kacangan,” terang Dosen Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga tersebut.

Seperti yang diketahui bahwa susu memiliki berbagai jenis seperti UHT, pasteurisasi, dan steril. Ketiganya memiliki perbedaan pada proses pemanasan yang dilakukan dan masa simpannya.

“Susu UHT dipanaskan dengan suhu sangat tinggi dan waktu yang cepat. Susu pasteurisasi dipanaskan dengan suhu kurang lebih 70 derajat celcius, dan susu steril dipanaskan dengan suhu kurang lebih 100 derajat celcius. Biasanya masa penyimpanan susu steril lebih lama dibanding lainnya,” jelasnya.

Lebih lanjut Stefania menegaskan bahwa susu tidak dapat meningkatkan imun tubuh.

“Sistem imun tubuh kita sudah punya template kerja, yang bisa dilakukan adalah mengoptimalkan sistem imun tetapi tidak bisa ditingkatkan,” tegasnya.

Sementara itu vitamin C memang terbukti dapat mengurangi gejala penyakit influenza.

“Vitamin C punya kapasitas sebagai antioksidan yang dapat membantu meringankan peradangan dengan membuang sisa-sisa perlawanan sel imun tubuh,” ujar Stefania.

“Konsumsi vitamin C dosis tinggi ketika menderita infeksi dapat menguntungkan tapi jika tidak dalam kondisi infeksi sebenarnya sebanyak apapun vitamin C yang dikonsumsi tidak akan berdampak apa-apa. Sebenarnya tubuh sudah punya mekanisme regulasi untuk menjaga kadar vitamin C dalam darah,” imbuhnya.

Orang Indonesia membutuhkan vitamin C sekitar 75 mg pada perempuan dewasa dan 90 mg pada laki-laki dewasa. Kelebihan vitamin C maka akan dieliminasi oleh tubuh. Vitamin C dapat didapatkan dengan cara yang mudah dari bahan-bahan yang tersedia di alam salah satunya buah-buahan. Selain itu sayuran juga memiliki kandungan vitamin C bagi tubuh. Namun proses pemanasan yang dilakukan dapat menurunkan jumlah vitamin C secara signifikan.

“Vitamin C dapat kita dapatkan dengan konsumsi 1 buah sedang jambu biji atau jambu monyet, 1 buah sedang pisang, setengah iris buah pepaya, dan 1 buah sedang manga,” tutupnya. (Yul)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait