JAKARTA – Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengingatkan bahwa seseorang tidak perlu memiliki semua gejala COVID-19 untuk dapat dinyatakan telah terinfeksi, maka jika memiliki satu gejala perlu waspada.
“Dalam keadaan pandemi, kita harus lebih waspada. Karena beberapa gejala yang kita miliki bisa mengarah ke situ. Tidak harus seluruhnya,” kata Wiku dalam acara sosialisasi yang dipantau melalui siaran streaming akun YouTube resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Rabu (15/4).
Dari informasi yang dilansir laman resmi Kementerian Kesehatan RI, gejala-gejala awal virus corona adalah demam di atas 38 derajat celcius, batuk kering, dan sesak nafas yang membutuhkan perawatan di Rumah Sakit.
Sementara itu badan kesehatan dunia, WHO, mencantumkan pula kelelahan, sakit kepala, dan sakit tenggorokan dalam daftar gejala COVID-19.
Penelitian yang dilakukan para peneliti Inggris di King’s College London pada awal April memasukkan pula kehilangan kemampuan indra perasa dan pencium sebagai gejala COVID-19. Meski hasil penelitian itu sudah diunggah ke dalam jaringan (daring), penelitian itu belum diulas oleh para sejawat mereka.
Wiku menambahi bahwa sangat memungkinkan terdapat kasus di mana seseorang telah terinfeksi virus corona, namun ia tidak memperlihatkan gejala-gejala di atas.
“Itu disebut dengan orang tanpa gejala (OTG). Orangnya sudah terkena virus itu, namun dia tidak demam, batuk, atau sakit tenggorokan,” tutur Wiku.
Dari catatan laman www.covid19.go.id. per tanggal 14 April, total terdapat 4.839 kasus COVID-19 di Indonesia. Sebanyak 459 orang meninggal dunia, sedangkan 3.954 orang menjalani perawatan, dan 426 orang berhasil sembuh.