Pakar UNAIR Luncurkan Buku Solusi Menyambut New Normal

  • Whatsapp

SURABAYA, Beritalima.com |
Menyambut new normal, Universitas Airlangga (UNAIR) meluncurkan sebuah buku berjudul Menjaga Nalar, Mencari Solusi Menyambut New Normal. Peluncuran buku tersebut berlangsung dalam acara Launching Buku dan Webinar via Zoom.

Pada kesempatan tersebut, beberapa penulis buku seperti Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., M.T., Ak., CMA., Prof. dr., Djoko Santoso, Ph.D., Sp.PD.K-GH.FINASIM., Prof. Badri Munir Sukoco, SE., MBA., Ph.D., dan Prof. Dr. Bagong Suyanto, Drs., M.Si., turut hadir memberikan pendapatnya. Mereka yang berasal dari berbagai disiplin ilmu menanggapi new normal cukup beragam.

Rektor UNAIR, Prof. Nasih menanggapi new normal sulit dinalar jika perilaku manusia yang masih menganggap remeh dampak penyebaran Covid-19. Prof. Nasih beranggapan terbitnya buku ini dapat menjadi awal edukasi kepada masyarakat tentang penyelesaian Covid-19 secara rasional.

“Kontribusi para akademisi UNAIR dalam buku ini menjadi nilai edukasi bagi masyarakat untuk tetap berfikir dengan nalar bagaimana memutus rantai Covid-19,” ungkapnya.

Hal itu juga diamini oleh Guru Besar Fakultas Kedokteran (FK) UNAIR Prof. Djoko Santoso. Ia mengungkapkan penyebaran Covid-19 sangat berbahaya karena dapat menyerang dua hingga tiga orang sekaligus.

Prof. Djoko berpendapat dalam buku tersebut ada enam hal yang harus diterapkan oleh masyarakat selama new normal. Enam hal tersebut antara lain mengurangi kepanikan, pandai membaca gejala alam, pandai berkomunikasi, mengasah keprofesian, menjaga team work, dan menerapkan system besting.

“Mengurangi kepanikan adalah kunci utama menghadapi new normal karena silent hipoxia (kadar oksigen) pada masa ini perlu dijaga hingga 98 persen,” jelasnya.

Sementara itu, pakar ekonomi UNAIR Prof. Badri menjelaskan bahwa dampak Covid-19 telah mengubah tatanan ekonomi Indonesia. Agenda utama pemerintah saat ini adalah menciptakan lapangan kerja baru dan industri strategis yang melayani permintaan dalam negeri.

Pendapat Prof. Badri juga dikuatkan oleh pakar sosiologi UNAIR Prof. Bagong. Menurutnya, tatanan baru pasca Covid-19 telah menciptakan budaya baru yakni penerapan protokol kesehatan secara masif.

Prof. Bagong mengungkapkan pemerintah dalam menangani Covid-19 cenderung represif tanpa ada nilai edukasi yang sederhana. Pendekatan alternatif perlu dilakukan oleh pemerintah agar edukasi dapat tersalurkan tanpa ada paksaan.

“Pemerintah saat ini perlu menerapkan rekayasa sosial secara perlahan kepada masyarakat yang masih bandel agar sadar betapa pentingnya mengenal bahaya Covid-19,” tegasnya.

Buku Menjaga Nalar, Mencari Solusi Menyambut New Normal rencananya akan diterbitkan secara cetak maupun digital. Tidak menutup kemungkinan buku tersebut akan ada jilid kedua untuk memberikan nilai edukasi kepada masyarakat tentang penyelesaian Covid-19 dari para pakar UNAIR.(yul)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait